Tapi akulturasi juga membentuk budaya baru serta melahirkan suku hingga etnis yang baru pula.
Suku, budaya hingga etnis baru terlahir secara mandiri karena akulturasi yang terjadi.
BACA JUGA: Lampung Jadi Daerah Dengan Pantai Terkotor Nomor 2 di Indonesia, Kata Siapa?
Namun masih banyak juga orang suku Dayak yang tetap memegang teguh kebudayaan nenek moyang, yang sudah ada secara turun temurun.
Meskipun sudah memeluk agama Islam, mereka masih memegang teguh jati dirinya sebagai bagian dari suku Dayak.
Di sisi lain bagi orang suku Dayak yang menolak untuk memeluk agama Islam.
Mereka memilih berpegang teguh dengan agama lama yang sudah ada sejak dulu.
BACA JUGA: Inilah Pesan Buya Yahya Kepada Anak yang Ingin Tetap Berbakti Kepada Orangtua yang Telah Tiada
Orang suku Dayak yang menolak memeluk Islam lebih memilih untuk kembali menyusuri sungai.
Mereka yang menolak kembali masuk ke pedalaman dan bermukim di beberapa tempat.
Ada beberapa tempat yang tercatat pernah dijadikan sebagai tempat bermukim oleh orang suku Dayak yang menolak masuk Islam.
Di antara tempat-tempat tersebut yaitu Batang Labuan Amas, Batang Amandit, Margasaru dan Amuntai.
BACA JUGA: Sudah Tahu belum, Tanaman Ini Dipercaya Bisa Mencegah Ular Masuk ke Rumah Lho
Ada juga tempat lain seperti Kayu Tangi serta Batang Balangan.
Sementara itu ada juga orang suku Dayak lainnya yang memilih terus berjalan dan masuk ke hutan rimba.
Sebagai pengetahuan, terbagi-baginya wilayah permukiman suku Dayak membuatnya terbagi menjadi enam rumpun besar.