Setelah guci kesayangan sang Prabu diletakkan di tengah-tengah.
Bumi pun langsung bergetar hebat hingga membentuk celah jurang.
Akibat getaran itu merekah dan merambat ke arah utara hingga selatan.
BACA JUGA: Lampung Jadi Daerah Dengan Pantai Terkotor Nomor 2 di Indonesia, Kata Siapa?
Akhirnya terbentuklah sebuah selat yang dinamakan sebagai Selat Sunda.
Dan guci milik sang Prabu berubah menjadi sebuat gunung bernama Gunung Rakata.
Atau yang saat ini lebih dikenal sebagai Gunung Krakatau.
Dalam legenda Gunung Krakatau tersebut, konon Selat Sunda menjadi simbol peringatan.
BACA JUGA: Masih Bingung Membuat Pindang Meranjat? Ini Resep Asli dan Cara Membuatnya
Selat Sunda dijadikan sebagai simbol peringatan atas perbuatan Raden Sundana yang menyerang kerajaan saudaranya.
Sementara itu, Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 silam.
Letusan Gunung Krakatau menimbulkan banyak bencana alam yang tak kalah dahsyat.
Akibat letusan Gunung Krakatau menyebabkan gelombang tsunami yang ketinggiannya mencapai 40 meter.
BACA JUGA: Tidak hanya untuk Penyedap Masakan, Ini 7 Manfaat Daun Salam yang Baik bagi Kesehatan
Gunung Krakatau memiliki letusan ekspolsif dari stratovolcano.
Letusan ekspolsif itu disebabkan Gunung Krakatau terletak di sepanjang busur pulau vulkanik.