BACA JUGA:Deretan Nama-nama Pahlawan Indonesia yang Berjuang di Masa Zaman Penjajahan
"Edukasi pemahaman nutrisi ibu hamil sering berjalan alot, tapi tembus juga meski harus meminta bantuan kepada pendeta di gereja , karena tidak semua memahami bahasa Indonesia dengan fasih," ucapnya.
Dedikasi Abdi dan timnya itu kemudian diganjar penghargaan sebagai penerima SATU Indonesia Awars tingkat Provinsi tahun 2021 kategori Kelompok dengan Program pencegahan Stunting Klinik Siloam Papua.
"Saya juga tidak tahu bagaimana orang Astra bisa tahu tentang program kami ini dan menghubungi saya," ujarnya.
BACA JUGA:Kebaikanmu Dibalas dengan Kejahatan? Bagini Motivasi Dari Merry Riana
Astra juga, lanjut dia, memberikan uang penghargaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi di pegunungan Papua.
"Kita sejak 2019 ya memulai program ini jadi baru sekitar 4 tahun dan hasilnya belum kita nikmati, tetapi perkembangan perbaikan gizi sudah sangat terasa kalaupun ada satu bayi terlahir dengan berat badan dibawah standar itu menjadi pelajaran bagi ibu lainnya untuk mau memperbaiki gizi," terangnya.
Bahkan terkadang Abdi membawa Istri dan anaknya yang masih berusia dua bulan sebagai edukasi nyata kepada masyarakat disana.
BACA JUGA:Tak Perlu Berkecil Hati, Jadilah Generasi Kaya Lewat Karya!
"Kami pertimbangkan ini ternyata benar dengan mengajak anak kami ke pedalaman nantinya bisa menjadi role model di tengah masyarakat bagaimana mengasuk anak dengan baik, jadi bukan hanya teori kami praktekkan. Bahkan istri saya yang sama perawat juga sering berbicara dengan mama-mama di pedalaman lebih maksimal," ungkapnya.
Abdi mengaku pencapaian ini bukan hanya bicara soal materi. Tetapi juga pengabdian berguna kepada bangsa yang pihaknya inginkan.
Kerap kali, muncul rasa rindu untuk bertemu orang tua yang ada di Padang Cermin, Pesawaran Lampung.
BACA JUGA:Samsung Rilis Galaxy Z Flip5 dan Galaxy Z Fold5, Dilengkapi AI, Ini Detil Speknya
Tapi, pilihan hidup telah ditetapkan Abdi dan istri. Keduanya rela menyatukan hati menahan rindu bertemu orang tua. Semua demi perbaikan kesehatan warga di Papua.
“Orang tua saya juga sangat mendukung, sejak saya ambil keputusan kuliah di UPH dan keputusan-keputusan besar lainnya mereka percaya kalau Tuhan yang selalu pimpin,” katanya.
Baginya, menjalani hidup di Papua bersama masyakarat yang membutuhkan pertolongan adalah sebuah kehormatan.