"Tidak mungkin api akan menyulut sendiri klausul tidak ada manusia yang menyulutnya. Kalau terbakarnya gunung dimaksud dibiarkan saja maka akan terulang kembali," ujar wanita yang juga aktif sebagai advokat di LBH Cahaya Keadilan itu.
Masyarakat pemilik gunung sangat dirugikan karena kayu, bambu, dan tanaman lain yang berpotensi ikut terbakar.
Warga termasuk dirinya yang menetap di bagian bawah perbukitan tersebut juga khawatir.
Di mana, pagi tadi api masih terlihat berkobar, dan ditakutkan merembet ke bagian bawah.
BACA JUGA:Bulog Perbanyak Toko Salurkan Beras dari Program SPHP di Kota Metro
"Kami yang tinggal bersama orang tua khawatir api merembet. Apalagi ada terdengar suara letupan-letupan dari lokasi yang terbakar," jelas Nurul.
Kepada pemadam kebakaran serta aparat terkait lainnya, warga berharap terus melakukan pemadaman dan pemantauan.
Sementara itu, saat terbakarnya perkebunan warga di Pekon Wates, Kapolsek Gadingrejo AKP Nurul Haq dalam keterangan tertulisnya mengatakan, meski tidak ada korban jiwa atau kerugian materiil yang dilaporkan dalam kebakaran, aparat terkait tetap melakukan penyelidikan.
Hal tersebutguna mengungkap penyebab kebakaran ini. "Jika ada indikasi kesengajaan, tindakan hukum akan diterapkan," tegasnya.
BACA JUGA:Rektor Unila Sebut Ada Enam Guru Besar yang Sudah Keluar SK
Terkait penanganan kebakaran, BPBD Pringsewu juga telah menurunkan petugasnya di lokasi.
Kondisi medan yang berbukit menurut Kepala Pelaksana BPBD Pringsewu Edi S Pamungkas juga menjadi kendala.
"Kebdaraan pemadam tak bisa sepenuhnya masuk. Petugas kami juga berupaya menadamkan dengan cara manual," ungkapnya.
Lanjut Edi, pihaknya juga berupaya melakukan pemantauan dan pencegahan agar tak meluas ke wilayah lainnya.(*)