3 Fakta Mayor Sukardi Hamdani, Pejuang yang jadi Nama Jalan di Bandar Lampung

Senin 30-10-2023,12:30 WIB
Reporter : Widisandika Budiman
Editor : Widisandika Budiman

Air matanya langsung keluar saat mengetahui bahwa berita yang terpampang di koran adalah berita proklamasi kemerdekaan Indonesia. 

Kebahagiaan itu menjadi lebih lengkap sebab dirinya mendapat kabar dari Kota Agung bahwa sang istri tercinta telah melahirkan. 

Segera Sukardi Hamdani pulang ke Kota Agung dan setibanya dirumah dia meminta sang istri membuat bendera merah putih sebanyak-banyaknya. 

BACA JUGA:Sambangi Buya Nurvaif, Ini Pesannya untuk Rycko Menoza

Pada tanggal 26 Agustus 1945, pasukan Sukardi mendapat 10 pucuk senjata. Pasukan yang dipimpinnya makin lama makin besar karena mendapat tambahan personel dari para bekas giyugun dan seinandan. 

2. Menurunkan Bendera Jepang

Pada tanggal 27 Agustus 1945, Sukardi Hamdani meminta agar bendera Jepang segera diturunkan dan diganti bendera merah putih. 

Saat itu memang bendera Jepang masih berkibar di beberapa titik. Diantaranya di pasar, kantor Gunco ataupun kantor polisi. 

Sukardi kemudian menemui perakilan Gunco dan Fuku Gunco di Kota Agung. Kepada keduanya Sukardi menyebut akan ada acara serah terima atas perintah Abdoel Abbas, Residen Lampung. 

BACA JUGA:Asyik Banget Nih! Rekomendasi Tempat Ngopi Hits di Bandar Lampung

Meski keduanya agak ragu, namun lantaran ada telepon dari perwakilan Kempetai yang mengabarkan akan datang ke Kota Agung, maka keduanya mengikuti apa yang disampaikan Sukardi Hamdani. 

Hingga akhirnya pada 28 Agustus 1945, semua bendera Jepang diturunkan dan diganti dengan bendera merah putih.

Bendera Jepang yang sudah diturunkan itu dilipat dan diserahkan kepada perwakilan Jepang. 

3. Pimpin Pengambil alihan Kota Agung 

Pada tanggal 29 Agustus 1945, terjadilah pengambil alihan Kota Agung dari Jepang kepada Republik Indonesia.

Upacara pengambil alihan itu berlangsung lancar. Sukardi Hamdani menjadi protokol dalam kegiatan itu.

Kategori :