"Kita berharap SR lobster kita sama dengan Vietnam diangka 70 sampai 80 persen. Ini teknologi yang perlu dikembangkan dengan pengoptimalan seperti habitat, pencegahan penyakit dan lainnya," tuturnya.
Pengembangan kedua terkait pemijahan dan pemeliharaan benih lobster di BBPBL Lampung dengan tujuan mengurang eksploitasi dari alam, dengan mengembangkan pemijahan buatan di balai.
"Bisa dikawinkan, bertelur, dan di pelihara larvanya. Tapi saat ini masih tahap filosoma. Tapi titik cerah sudah nampak kita berupaya melakukan pemijahan dan pemilihan larva dengan menyesuaikan pakan dan kondisi lingkungan," ungkapnya.
Lanjut Mulyanto, BBPBL Lampung berkolaborasi dengan perguruan tinggi dan asosiasi pembudidaya maupun pengusaha lobster dalam pengembangan lobster di Lampung untuk mencegah praktik ilegal penyelundupan benur lobster.
BACA JUGA:Nyabu di Rumah Sendiri, Warga Tulang Bawang Diciduk Polisi
"Terutama masyarakat kita edukasi dengan teknologi-teknologi yang ada dibalai dan perguruan tinggi. Sehingga masyarakat punya paket pengetahuan dan teknologi sehingga bisa budidaya sendiri dan mandiri," ungkapnya.
Ditambahkannya, saat ini ada dua jenis lobster yang dikembangkan BBPBL Lampung. Seperti lobster pasir BBPBL memiliki sekitar 200 indukan dan lobster mutiara ada sekitar 40 sampai 50 ekor indukan.(*)