RADARLAMPUNG.CO.ID - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi ingin Provinsi Lampung menjadi tuan rumah di negara sendiri sebagai provinsi pengembangan lobster.
Sehingga, menjadikan Lampung sebagai sentra lobster menjadi salah satu tujuan menghindari praktek ilegal penyelundupan benih bening lobster atau benur keluar Lampung.
Untuk menjadikan Lampung sebagai sentra lobster, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung melakukan pengembangan lobster.
Ada dua jenis lobster yang di kembangkan di BBPBL Lampung, yaitu lobster pasir dan lobster mutiara.
BACA JUGA:Satu Pemuda Diduga Pelaku Pengeroyokan Remaja Hingga Tewas di Way Halim Diringkus Polisi
Kepala BBPBL Lampung Mulyanto mengatakan, ada dua kegiatan pengembangan lobster yang dilakukan di BBPBL Lampung.
Pertama, pengembangan pembesar lobster yang ditangkap dari alam. Kedua, pemijahan dan pemeliharaan benih lobster.
Untuk pembesaran, kata Mulyanto di BBPBL Lampung lobster yang ditangkap dari alam kemudian dibesarkan dengan orentasi efektivitas dan usaha.
Mulyanto mengungkapkan, permasalahan utama dalam pembesaran lobster ini seperti pakan yang mahal.
BACA JUGA:Bangun Desa Optimal dan Cegah Konflik, Dosen FT Unila Petakan Batas Desa
Sebab, saat ini untuk menghasilkan satu kilogram lobster diperlukan pakan sebanyak 15 kilogram. Tentu jumlah tersebut tidak ekonomis.
"Sehingga saat ini kita sedang mencoba menciptakan komposisi pakan yang baik untuk menekan FCR (jumlah pakan yang dikonsumsi,red)," ucapnya.
Kemudian permasalahan pada pembesaran lobster terkait survival rate (SR) atau presentasi jumlah lobster yang hidup pada akhir pemeliharaan yang masih rendah.
Selama ini SR pembesaran lobster dimasyarakat masih berkisar 10 sampai 15 persen. BBPBL Lampung berusaha menaikan SR pembesaran lobster menjadi 30 sampai 40 persen.
BACA JUGA:Kerap Hantui Warga Sukaraja, Buaya Sepanjang Tiga Meter Akhirnya Tertangkap