Teror Granat tersebut dikabarkan merupakan upaya yang dilakukan untuk bung Karno namun gagal.
Ya, lemparan granat tangan itu meleset. Presiden pertama Indonesia tersebut tak mengalami luka apapun.
Konon, tak sedikit orang dalam konvoi tersebut yang mengalami luka akibat serpihan besi dari granat yang meledak.
BACA JUGA:Kisah Inspiratif Edysul Isdar, Lulusan UIN Alauddin yang Lolos di 2 Kampus Terbaik Dunia
Cerita itu abadi dalam sejarah Indonesia. Sisi lainnya, ternyata cerita yang sama turun temurun disampaikan dalam keluarga besar pemilik SOP.
SOP Cendrawasih Mas Tomo dijalan Cendrawasih nomor 36 menjadi saksi bisu kala peristiwa itu terjadi.
Bahkan ceritanya, SOP Cendrawasih Mas Tomo menjadi basecamp memantau penyelidikan dan koordinasi pelemparan granat tersebut.
Seminggu lamanya, para petinggi militer menjadikan bangunan gubuk kayu berlantai tanah tersebut layaknya sebuah markas militer.
BACA JUGA:7 Tempat Kuliner Lezat di Lampung Barat, Nikmati Sensasi Nyantap Dengan Background Perbukitan
Semua sibuk berkoodinasi dan memantau perkembangan penyelidikan di lokasi . Salah satu sosok dalam koordinasi tersebut adalah Soeharto, Presiden Kedua Indonesia.
Dimana, Soeharto pada saat tahun 1962 belum menjadi presiden masih berpangkat kolonel.
Orang orang disekitar diperiksa dibawa ke polisi militer termasuk pemilik pertama dari warung Sop Cendrawasih yakni Ngadiman yang notabennya nya mantan ABRI.
Hampir sepekan tersebut, Sup Cendrawasih ini laris manis. Tentara yang sedang bertugas menyantap dan memborong sop tersebut.
Bahkan, kabarnya SOP ini menjadi logistik penting selama penyelidikan.
Kabarnya, Soeharto pernah makan di Warung legendaris di Makassar ini. Bahkan, 24 jam berada di kuliner legendaris tersebut.