Kemudian derajat kita sebagai manusia sekaligus makhluk-Nya pun akan dinaikkan oleh Allah Ta’ala bahkan bisa menjadi orang terpuji di sisi Allah.
Sehingga ujian tersebut tetap berarti baik meskipun seringkali kita memandangnya sebagai sesuatu yang buruk.
“Karena dengan ujian yang kita hadapi, diampuni segala dosa. Dinaikkan derajat bahkan menjadi orang terpuji di sisi Allah,”ungkap Syekh Ali Jaber.
“Berarti baik walaupun dalam pandangannya masih melihat buruk,”pungkasnya.
BACA JUGA: 3 Alasan Harus Nonton Drakor My Happy Ending yang Dibintangi Jang Nara dan Son Ho Jun
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata bahwa setiap musibah atau permasalahan selain dari musibah yang menimpa agama.
Maka hal tersebut mestilah dianggap ringan karena pada hakikatnya hal itu merupakan sebuah nikmat.
Karena yang dinilai sebagai sebenar-benarnya musibah adalah musibah yang menimpa pada agama.
Banyak kali manusia merasa bahwa musibah itu berkaitan dengan urusan dunia saja seperti berkurangnya harta, jiwa, atau disebabkan suatu penyakit.
Padahal musibah yang sesungguhnya adalah ketika mereka malas dalam beribadah, malas ikut pengajian, malas untuk salat malam, malas untuk bersedekan dan perihal lainnya.
Lantas apa yang harus dilakukan apabila kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai.
Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah, Syaikh Al Albani yangmengatakan hadits tersebut hasan.
Dikatakan bahwa ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mendapatkan sesuatu yang tidak disukai, beliau mengucapkan:
“Alhamdulillah ‘ala kulli hal” yang artinya segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan.