Seperti saat hujan, air keluar dari sela-sela dinding pondasi BPKHTL dan masuk ke kediamannya. Ditambah ada retakan pada pondasi yang membuat kekhawatiran.
Terbaru, pada Rabu 31 Januari 2024 sekitar pukul 17.00 WIB pasca hujan deras pondasi tersebut roboh dan menimpa kediamannya.
"Pas hujan deras kemarin saya lagi tidak di rumah, setelah reda saya pulang. Setibanya di rumah ada jatuhan kerikil tanah dari atas pondasi," ungkapnya.
"Saya langsung teriak ke menantu saja untuk hati-hati ada retakan. Tidak lama saya masuk ke rumah ada gemuruh saya lihat sudah longsor," sambungnya.
Akibatnya, rumah dan atapnya mengalami kerusakan. Begitu juga motor yang ada di depan garasi dan kandang burung yang ada di halaman ikut terkena robohnya pondasi BPKHTL.
Harwaedi bercerita, saat awal pembangunan di samping rumahnya itu tidak ada obrolan atau informasi kepada dirinya yang tepat berada di sampingnya.
"Mereka tidak ada informasi ngobrol dengan saya awal pembuangan. Apalagi kayak saya dempetan, tidak ada sama sekali," terangnya.
Dengan adanya pondasi ini dirinya pun merasa tidak nyaman dan khawatir karena tingginya yang hampir enam meter atau 5,5 meter.
BACA JUGA:7 Ciri Tubuh yang Berisiko Terkena Osteoporosis di Usia Muda
"Saya waktu kumpulan dengan pamong dan juga pak lurah sudah saya sampaikan bagaimana dampaknya 20 tahun kedepan. Eh baru dua tiga hari sudah ambrol, padahal baru kena hujan saja," ungkapnya.
Kedepan dirinya meminta dalam pembangunan gedung kantor BPKHTL agar tetap mengedepankan keselamatan dan lingkungan sekitar.
"Bagusnya (pondasi ini, red) saya minya dirobohkan dulu karena sama sekali tidak ada besinya," ucapnya.
Sementara, Hendri Pengawas Lapangan dari Abipraya mengatakan, pihaknya akan bertanggung jawab terkait kejadian robohnya pondasi ini.
BACA JUGA:Daftar Minuman dan Makanan yang Perlu Dihindari untuk Mencegah Osteoporosis di Usia Muda
Kata Hendri saat ini pihaknya tengah melakukan pemintaan dari Harwaedi yang terdampak dari kejadian ini.