Hanya saja, ia melihat kemampuan keuangan daerah yang memang sangat terbatas.
Kita tahu di awal-awal ia menjabat sebagai walikota, terjadi pandemi covid 19. Semua sektor usaha terganggu.
BACA JUGA:Masuk TPD Ganjar Pranowo Mahfud MD, Bang Aca Non Aktif dari Radar Lampung Grup
Kondisi ini sangat berdampak dengan pendapatan asli daerah Kota Bandar Lampung yang sangat mengandalkan pajak makanan, minuman, hotel dan restoran.
PAD kota Bandar Lampung anjlok, seanjloknya.
Sementara di sisi lain, Pemkot, mesti membayar kewajiban pembayaran pada pihak lain, seperti pembayaran angsuran dan bunga bank, tunggakan insentif, dan tunggakan terhadap pihak ketiga lainnya.
Namun, saya tidak pernah mendengar Bunda Eva mengeluh soal tunggakan-tunggakan itu.
Bukan karena walikota sebelumnya adalah suaminya.
Tapi Ia sadar betul bahwa itu adalah kewajibannya sebagai penerus.
Dan ia tahu bahwa memang saat itu, Pemerintah Kota membutuhkan dana yang besar untuk membangun infrastruktur, seperti pembangunan fly over yang membutuhkan dana ratusan milyar rupiah.
Dan kita tahu, secara perlahan namun pasti tunggakan tunggakan itu bisa ia selesaikan.
BACA JUGA:Vespa GTS Classic 150 Hadir Dengan Gaya Premium Italia, Cek Spesifikasi dan Fitur Unggulannya
Saya juga yakin, Bunda Eva menyadari masih banyak yang ia harus tuntaskan menjelang masa berakhir masa jabatannya sebagai walikota, 25 Februari 2025.
Namun, tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Karena itu sangat beralasan apabila ia berjuang dan berusaha agar dana bagi hasil sebesar Rp 100 miliar dari Pemerintah Provinsi segera dibayarkan.