RADARLAMPUNG.CO.ID - Ketersinggungan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Konflik Gajah di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Kabupaten Lampung Barat, Lampung, khususnya yang berasal dari elemen masyarakat menyebabkan belakangan ini ada pembiaran terhadap kawanan gajah liar, hingga menyebabkan beberapa kali kawanan gajah masuk ke areal persawahan, perkebunan bahkan mendekati permukiman penduduk di wilayah itu.
Terakhir kawanan gajah berada di sekitar danau lebar, masuk wilayah tanah adat hingga mendekati permukiman penduduk.
Tidak seperti biasanya, Satgas bergerak cepat melakukan penghalauan dan penggiringan, kali ini kawanan gajah hanya dipantau dan Satgas hanya mengamankan wilayah masing-masing.
Pembina Satgas Penanganan Konflik Gajah Suoh dan BNS Sugeng Hari Kinaryo Adi mengaku saat ini pihaknya menghentikan kegiatan sosial yang biasa dilakukan sebelumnya.
BACA JUGA:13 Kandidat Kuat Calon Bupati Pringsewu, Salah Satunya Ada Sosok Pengusaha Muda Ternama
Aksi mogok ini akan berlaku hingga adanya jaminan keamanan dari pihak terkait terhadap Satgas yang selama ini berupaya melakukan penghalauan dan penggiringan kawanan gajah.
"Kemarin malam kawanan gajah sudah nyeberang jalan ke tanah adat yang lagi sengkata itu. Satgas cuma mantau sekarang enggam aktif seperti kemarin-kemarin, ini sebelum ada jaminan keselamatan dr instansi terkait," ujarnya.
Sugeng mengakui bahwa permasalahan aksi mogok dari Satgas salah satunya dipicu adanya rumor yang beredar di masyarakat menyebut bahwa Satgas akan senang ketika adanya kawanan gajah, yang berkembang bahwa Satgas menerima upah dari apa yang dilakukan.
"Ada yang bilang kalau Kawanan Gajah Datang, Satgas Senang. Itu membuat anggota Satgas tersinggung, padahal selama ini Satgas-Satgas ini bekerja tanpa pamrih, mereka secara sukarela melakukan penghalauan dan penggiringan kawanan gajah hanya untuk memberikan rasa aman dan nyaman di masyarakat, tetapi ada oknum yang tidak bertanggungjawab berasumsi bahwa Satgas ini diupah atau dibayar, padahal ini adalah aksi sosial," kata Sugeng.
BACA JUGA:Diduga Terlibat Perang Sarung, Belasan Remaja di Tanggamus Lampung Diamankan
Pemicu lainnya, kata dia, salah seorang anggota Satgas sempat akan mendapatkan percobaan penganiayaan dari oknum masyarakat beberapa waktu lalu.
"Kejadiannya bertepatan saat adanya warga yang diterkam harimau, yang kasus terakhir. Pada saat itu ada Satgas yang diancam, sehingga ketika belum adanya jaminan keamanan maka upaya penghalauan dan penggiringan kawanan gajah kami hentikan," lanjut Sugeng.
Sekeda informasi, untuk Satgas sendiri terbentuk dari elemen masyarakay berjumlah 15 orang di setiap pekonnya. Khususnya untuk tujuh pekon di wilayah itu telah terbentuk, dan selama ini aktif dalam melakukan penghalauan. (*)