METRO, RADARLAMPUNG.CO.ID - Pembangunan 10 ruas jalan strategis di Kota Metro ditargetkan rampung pada awal Agustus 2024 mendatang.
Hal tersebut dikatakan Wali Kota Metro Wahdi usai meninjau pembangunan jalan strategis.
"Dari hasil laporan kawan-kawan, dari 10 ruas jalan strategis ini, yang sudah selesai diperbaiki ada empat ruas jalan. Sementara yang lainnya itu sudah dalam proses pengerjaan. Insya Allah, di awal Agustus nanti pembangunan sudah selesai semua, dan masyarakat bisa menikmatinya," ujarnya.
Dikatakannya, dalam meningkatkan kualitas pembangunan, pemerintah berupaya untuk menggunakan rigid beton di sejumlah ruas jalan yang dibangun untuk memaksimalkan hasil pembangunan yang lebih baik.
BACA JUGA:Sambut International T-shirt Day, UNIQLO Kampanyekan Find Your Best-T
"Ya anggarannya tidak sedikit jika menggunakan rigid beton untuk pembangunan jalan. Tapi kita akan tetap maksimalkan melakukan pembangunan tersebut," ujarnya.
Ia menuturkan, dalam pembangunan jalan tersebut, tidak semuanya dibangun menggunakan rigid beton. Menurutnya, jalan-jalan yang kerap dilalui kendaraan berat, diutamakan menggunakan rigid beton.
"Kalau pembangunan dengan rigid beton itu nanti hasilnya bagus. Apalagi kalau dikerjakannya itu sesuai dengan ketentuan atau sesuai dengan dokumen. Lalu, ketebalannya itu hampir 40 cm. Nanti akan mendapatkan hasil yang maksimal, dan juga awet,"ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Metro Robby K Saputra mengatakan, ada tiga ruas jalan yang diperbaiki menggunakan metode rigid beton di tahun 2024 ini.
BACA JUGA:Sertijab, Samsudin Senggol Bandara di Way Kanan Hingga Pilkada Serentak
"Yang dirigid beton itu ada tiga ruas jalan. Yaitu Jalan Sutan Syahrir, Jalan WR Supratman, dan juga Jalan Kacapiring. Tiga jalan itu masuk ke 10 jalan strategis yang ditangani oleh pemerintah," jelasnya.
Menurutnya, walaupun membutuhkan anggaran yang cukup besar, pembangunan jalan dengan rigid beton tersebut memiliki kualitas yang cukup baik.
"Rigid beton itu harga satuannya memang mahal. Karena itu pemerintah menggunakannya itu di ruas-ruas jalan tertentu dan selektif. Kalau jalan lingkungan, kita gunakan metode lain," pungkasnya. (*)