Dengan pakan berbasis BIS ini ternyata rata-rata tingkat hidup dari lobster air tawar yang diujikan mencapai 80 persen dan aman untuk organ pencernaan lobster air tawar.
"Imunitas dan daya tahan lobster air tawar terhadap penyakit yang diberi pakan berbasis BIS juga relatif baik,"jelas Diki.
Pengembangan BIS untuk pakan ini sudah ditingkatkan produksinya pada skala pilot plant.
Sehingga dapat dihilirisasi menjadi produk komersil yang dapat diakses oleh para pembudidaya lobster air tawar.
"Selain berpeluang membuka lapangan pekerjaan baru, produksi pakan ini juga dapat menjadi salah satu alternatif diversifikasi limbah sawit,"tambah Diki.
Diki juga menerangkan, bahwa Potensi pengembangan pakan lobster air tawar berbasis BIS ini sangat bermanfaat mengingat budidaya lobster menjadi salah satu andalan sejumlah daerah.
Harapannya, penelitian Unila ini dapat memberikan manfaat positif bagi pembudidaya lobster air tawar di berbagai daerah sehingga tercipta circular economy dari pemanfaatan limbah sawit.