BACA JUGA:Lokakarya Rapat Tindak Lanjut MBKM Bersama Mitra, Ketua LP3M Unila Sampaikan Beberapa Poin Penting
Karena, Lampung punya bahasa budaya yang harus ditarik dalam aspek pengetahuan. "Seperti yang disebutkan dalam orasi ilmiah saya bahwa semua aspek local wisdom bisa menjadi local knowledge,"jelas Prof Farida.
Untuk itu, Farida berharap, kedepannya adanya kerjasama dengan pakar-pakar yang lain bagaimana membawa kearifan lokal ini kedalam dunia ilmu pengetahuan.
BACA JUGA:Prestasi Internasional, Tim Mahasiswa FEB Unila Juara Dua POLInnoventure Competition Dari Romania
Terkait fokus penelitian dalam pencapaian guru besar bidang ilmu linguistik terapan, sambung Prof Farida, adalah Penelitian ia ini salah satunya bagaimana melestarikan menjaga pisaan sebagai salah satu sastra tradisi yang masih ada saat ini yang diintegrasikan dengan etnomusikologi.
Sehingga, belajar pisaan itu bisa dimulai dari belajar notasi. Sehingga, kedepan pisaan itu tidak akan punah.
BACA JUGA:Unila Borong Empat Emas dan Satu Perunggu Pada Ajang Anugerah Kemendiktisaintek Tahun 2024
Oleh sebab itu, Prof Farida menyampaikan pesan, bahwa Mari bersama sama tanamkanlah bahwa di Lampung ini ada warisan budaya dan bahasa.
"Kita tahu bahwa bahasa itu adalah lambang identitas lambang kebanggaan alat komunikasi. Begitu juga dengan bahasa Lampung jadi belajarlah tidak harus memulai dari Orang Lampung saja. Siapapun bisa belajar Bahasa Lampung,"jelas Prof Farida.
BACA JUGA:Optimalisasi Pengelolaan Aset Tanah Hibah di Kota Baru, Sebagai Langkah Strategis Dukung Visi Unila
Tapi semua yang namanya manusia pasti akan belajar bahasa. Itu yang saya inginkan. mahasiswa yang asalnya dari Lampung berbagilah dengan teman bukan dari Lampung.
"Kalau bahasa saya itu, kita harus, saling belajar dan mempelajarkan. Jadi bahasa itu digunakanlah di Setiap agenda acara,"jelasnya.
Dengan dikukuhkan guru besar Bahasa Lampung, Prof Farida juga berharap ada dosen dosen lainnya terutama bidang linguistik untuk bersama mendalami bahasa Lampung.