
BACA JUGA:FEB Universitas Lampung: Selamat Ulang Tahun ke-9 Radar Lampung Online
Kedua, kurang perhatian petani singkong yang tidak bergaji. Sehingga, sebaiknya kedepan harus sama sama cash flow bagi petani singkong. Ketiga, mengembangkan industri singkong yang berdaya saing.
Ketua Panitia Diskusi Publik Kongres XIX dan Konpernas XX Perhepi , Dr Teguh Endaryanto, mengatakan dalam diskusi publik tergambar bahwa bersama sama memberikan solusi terutama peningkatan Produktivitas singkong terus dorong dengan mencari ide pengolahan singkong lainnya.
Direktur Corporate Affair Great Giant Foods (GGF), Drh.Welly Soegiono, menyarankan Creating share value (pembinaan petani singkong). "Pemerintah dengan industri bersinergi dalam pembinaan petani singkong terutama dalam peningkatan produktivitas singkong di Lampung,"jelasnya.
BACA JUGA:Mentan Panggil Perusahaan Hingga Petani untuk Bahas Harga Singkong di Lampung, PPUKI Tak Diundang?
Dalam diskusi publik mencari solusi masalah ekonomi singkong di Lampung juga tampak hadir langsung, Dekan Fakultas Hukum Unila, Prof Fakih,SH, M.S.
Lalu, perwakilan pengusaha singkong di Lampung, Petani Singkong, Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) , perwakilan PERHEPI SE Indonesia, dan lainnya.
Diskusi Pembahasan mencari solusi masalah ekonomi singkong Lampung merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan Kongres XIX dan Konpernas XX PERHEPI. Pelaksanaan Kongres XIX dan Konpernas XX PERHEPI di Kota Bandar Lampung dari 13-15 Februari 2025.
Dalam diskusi publik, terdapat solusi masalah ekonomi singkong Lampung, diantaranya, perkuat pengembangan koperasi dalam pengelolaan singkong, pemanfaatan ampas Pati singkong, daun atau batang singkong untuk dimanfaatkan menjadi produk hasil olahan serta ada pendampingan legal hukum pengelolaan singkong.