BUMDes akan ditopang dan didukung untuk menjadi badan usaha yang profesional dengan telah memanfaatkan teknologi digital.
Bahkan, BUMDes juga didorong menjadi agen lembaga keuangan perbankan.
Melihat keterpaduan itu dan koloborasi dengan stakeholder lainnya, program Desaku Maju memberikan harapan baru untuk kemajuan Lampung kedepan.
Namun, program ini tentu membutuhkan keseriusan yang berkesinambungan agar tak layu sebelum berkembang seperti program sebelumnya yang juga berbasis desa.
Selain itu dalam 100 hari kerjanya, telah cukup banyak yang dilakukan RMD-Jihan. Seperti perbaikan ruas jalan poros di beberapa kabupaten.
Perbaikan jalan ini memang menjadi skala prioritas RMD-Jihan.
Namun mengingat keterbatasan anggaran, pemerintah provinsi di bawah kepemimpinan RMD-Jihan melakukan langkah perbaikan secara bertahap.
Perbaikan infrastruktur jalan dilakukan dengan 2 cara. Yakni, melalui pihak ketiga dan melalui cara swa-kelola.
RMD-Jihan telah menyiapkan tim reaksi cepat untuk bisa mengatasi perbaikan jalan di puluhan titik sebagai langkah darurat.
Misalnya, memperbaik jalan berlobang sehingga bisa lebih mudah dilalui.
Namun diakui saat ini memang masih banyak persoalan jalan yang belum teratasi dengan baik.
Karenanya, pemprov mengharapkan dukungan semua pihak, termasuk kepala daerah kabupaten/kota untuk bersama mengatasi keluhan masyarakat terkait jalan yang rusak tersebut.
Anggaran yang terbatas ini memang menjadi masalah serius yang dihadapi RMD-Jihan.
Defisit anggaran sebesar Rp 1,8 triliun memaksa Pemprov Lampung melakukan efisiensi anggaran besar-besaran.
Bahkan, anggaran yang dipangkas itu, saat berjalan pada 5 bulan terakhir pun mesti dipangkas lagi.
Ambil contoh anggaran sebuah biro. Anggaran biro ini sebelumnya sebesar Rp 3,4 miliar.