disway awards

Dua Investor Global Kepincut Kota Baru, Mesin Ekonomi Baru Lampung Mulai Menyala

Dua Investor Global Kepincut Kota Baru, Mesin Ekonomi Baru Lampung Mulai Menyala

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal.---Foto: Prima Imansyah Permana/ Radarlampung.co.id.---

BACA JUGA:Promo Hemat Terus - Terusan Bersama Chandra sampai 19 November 2025: Dari Mama Lemon Hingga Mamy Poko Pants

Selain dua perusahaan yang meneken LoI, tiga hingga empat investor lain telah menyatakan minat menunggu finalisasi studi dan detail penawaran Pemprov Lampung.

Kota Baru diproyeksikan menjadi kawasan percepatan pembangunan tercepat di Sumatera dengan efek domino dari pesatnya pertumbuhan ekonomi Bandar Lampung.

Kawasan ini dirancang sebagai pusat pemerintahan modern, pusat ekonomi baru, sentra investasi, dan kawasan hunian masa depan.

Dengan masuknya investor besar dan meningkatnya minat pemain global, Kota Baru kini berada di momentum emas yang menarik perhatian publik.

BACA JUGA:Mobil LCGC Terbaik bagi Pengemudi Perempuan: Kombinasi Irit, Praktis, dan Aman

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat perekonomian triwulan III-2025 tumbuh 5,04 persen year-on-year, sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya 5,09 persen, tetapi tetap solid.

Lampung menjadi provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga di Sumatera, setelah Kepulauan Riau (7,48 persen) dan Sumatera Selatan (5,20 persen).

PDRB Lampung atas dasar harga berlaku mencapai Rp135,56 triliun, dan harga konstan Rp76,58 triliun, didorong sektor pertanian, kehutanan, perikanan, serta ekspor barang dan jasa, kata Kepala BPS, Ahmadriswan Nasution.

Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat pertumbuhan tertinggi 7,74 persen, diikuti penyediaan akomodasi dan makan minum 7,35 persen, serta konstruksi 6,96 persen.

BACA JUGA:BLTS Kesra 900 Ribu Siap Cair melalui Kantor Pos, KPM yang Belum Pernah Dapat Bansos Diimbau Bersiap

Secara struktur, perekonomian Lampung didominasi pertanian, kehutanan, perikanan (28,38 persen), industri pengolahan (19,44 persen), dan perdagangan besar-eceran (13,91 persen).

Beberapa sektor mengalami kontraksi, yaitu pengadaan listrik dan gas (-6,85 persen), pertambangan dan penggalian (-1,71 persen), serta pengadaan air (-0,13 persen).

Triwulan ke triwulan, ekonomi Lampung tumbuh 0,69 persen, terutama dari jasa kesehatan dan kegiatan sosial 6,15 persen, serta industri pengolahan 5,10 persen, meski transportasi dan pergudangan kontraksi -5,50 persen.

Secara kumulatif hingga Triwulan III-2025, ekonomi Lampung tumbuh 5,19 persen, lebih tinggi dari periode sama 2024 (4,33 persen), didorong industri pengolahan 7,71 persen, akomodasi dan makan minum 7,57 persen, serta jasa lainnya 7,30 persen.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait