Kurma Klasika Diskusikan Kemanusiaan dan Keadilan di Tengah Kontestasi Politik

Kurma Klasika Diskusikan Kemanusiaan dan Keadilan di Tengah Kontestasi Politik

RADARLAMPUNG.CO.ID - Kuliah Ramadan (Kurma) Kelompok Studi kader (Klasika) sesi pertama (19/5) ditutup dengan penyampaian materi Nilai Kemanusiaan dan Nilai Keadilan. Dalam acara bertajuk \"Ngaji Buku Gus & Catatan yang Hilang Makna\" ini Een Riansah dan Umar Robani berkesempatan menjelaskan isi essai yang mereka tulis. \"Hadirnya acara ini sebagai bentuk pertanggungjawaban intelektual dari tulisan yang telah saya tuangkan dalam buku Gus Dur & Catatan yang Hilang Makna,\" jelas Een Riansah saat memulai diskusi Minggu (19/5) sore. Terkait isi tulisan yang ia buat, Een Riansah menjelaskan bahwa essai tersebut menjadi bahan refleksi terhadap praktik politik. \"Saya menemukan, bahwa dari seluruh praktik politik yang dijalani oleh Gus Dur semata-mata untuk menjunjung tinggi kebebasan, perbedaan, dan kemanusiaan. Dan hari ini, justru politik digunakan untuk mereduksi ketiga hal tersebut,\" kata dia. Di kesempatan yang sama, Umar Robani menyampaikan bahwa essai yang ia tulis ihwal keadilan selalu menjadi topik pembicaraan di setiap zaman. \"Saat revolusi Perancis, keadilan dijadikan salah satu tuntutan dalam perjuangannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Karl Marx, seorang pemikir yang saya jadikan rujukan dalam menulis essai tersebut,\" ungkapnya. Ia pun menambahkan bahwa salah satu yang diajarkan oleh Gus Dur adalah mewujudkan keadilan, baik melalui jalur struktural maupun kultural. Dalam sambutannya, Ahmad Mufid Direktur Klasika mengatakan bahwa materi yang disampaikan amat penting untuk didiskusikan di tengah kontestasi politik. Ia pun menambahkan bahwa kurma sesi kedua akan digelar pada 23-25 Mei. Seluruh agenda Kurma akan dihelat di Rumah Ideologi Klasika, Jl. Sentot Alibasa, Gg. Pembangunan E/A5, No. 121, Waydadi, Sukarame, Bandarlampung. (gie/sur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: