Via Rute Baru Meratus Internasional, Gubernur Arinal Lepas Produk Perdana PT GGP ke Singapura

Via Rute Baru Meratus Internasional, Gubernur Arinal Lepas Produk Perdana PT GGP ke Singapura

RADARLAMPUNG.CO.ID - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi melepas ekspor perdana produk PT Great Giant Pineapple (PT GGP) ke Singapura. Ekspor dilakukan menggunakan layanan Meratus Internasional, di PT Pelindo Panjang, Bandarlampung, Minggu (29/8). Pelepasan yang dilakukan secara simbolis itu ditandai dengan penekanan tombol sirine dan pemecahan kendi, disaksikan Sesmenko Perekonomian Susiwijono, CEO Meratus Farid Belbouab serta Direktur Operasional Terminal Peti Kemas. Pada kesempatan itu, Arinal mengapresiasi terlaksananya kerjasama antara PT GGP dengan Meratus Line di tengah kondisi dan tantangan ekonomi yang tidak ringan. \"Besar harapan kami, apa yang kita selenggarakan hari ini merupakan titik balik pemulihan ekonomi. Baik regional maupun nasional. Terlebih lagi kerjasama yang dilakukan berkaitan dengan aktivitas ekspor produk olahan pertanian yang memang menjadi unggulan serta sektor prioritas ekonomi Lampung,\" jelas Arinal. Seperti diketahui, Lampung memiliki luas wilayah daratan 35.367,5 km2. Secara letak geografis, posisi Lampung sangat strategis sebagai pintu gerbang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera. Sekaligus sebagai penyangga utama ibukota negara RI, DKI Jakarta. Khususnya sebagai penyuplai bahan kebutuhan pokok serta hasil pertanian dalam arti luas. Memperhatikan hal tersebut, Arinal menilai Lampung memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi regional Sumatera. Saat ini, perekonomian Lampung memberikan kontribusi sebesar 10,45 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera. Sumbangan PDRB Lampung menempati peringkat ke empat terbesar se-Sumatera setelah Sumatera Utara, Riau dan Sumatera Selatan. Arinal menjelaskan, perekonomian Lampung didominasi oleh tiga sektor utama, pertanian, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan serta perdagangan dan reparasi kendaraan. Khusus sektor industri pengolahan, sejak 2016 hingga tahun 2020 merupakan sektor kedua terbesar penyumbang PDRB Lampung. Kontribusi sektor industri pengolahan pada tahun 2020 sebesar 19,41% dari total PDRB Lampung. Sedangkan sektor perdagangan merupakan penyumbang PDRB terbesar ketiga dengan kontribusi pada tahun 2020 sebesar 11,14%. Struktur ekspor pada Juni 2021, industri pengolahan (lemak dan minyak hewan nabati, olahan buah-buahan, sayuran, daging, ikan dan pulp) menyumbang 75,5% dari total nilai ekspor. Meskipun data capaian ekspor Lampung cukup bagus di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, namun Arinal berkeyakinan kemampuan ekspor jauh lebih besar dan sangat berpeluang meningkat. \"Saya akan terus mendorong pengembangan industri olahan, terutama untuk hilirisasi komoditas pertanian unggulan di Lampung,\" tegasnya. Selain itu, Arinal juga meminta ke pusat, untuk melakukan koordinasi dan menuntaskan setiap masalah yang menghambat ekspor Lampung, seperti masalah kelangkaan kontainer. Dari sisi kewenangan pemerintah daerah, Arinal menyatakan pihaknya akan memberikan dukungan untuk kesinambungan ketersedian komoditas produk ekspor serta kualitas produk sesuai standarisasi yang telah ditetapkan. Termasuk dukungan terhadap kelancaran distribusi dan aksesibilitas sebagai bagian dari sistem logistik nasional. Mengakhiri sambutannya, Arinal menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama tersebut dan berharap memperlancar kegiatan ekspor di Lampung sebagai salah satu pendorong kebangkitan dan percepatan pemulihan ekonomi yang lebih baik lagi ke depan. Sementara itu, dalam sambutan yang ditayangkan video, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto berharap inisiasi yang dilakukan Lampung dapat membuat banyak perusahaan yang melakukan pengiriman luar negeri dan bekerja sama dengan perusahaan pelayaran untuk meningkatkan perekonomian. Pada kesempatan yang sama, Sesmenko Perekonomian Susiwijono mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua upaya berbagai pihak terkait hal ini. Terkait pelepasan ekspor tersebut, Susiwijono menilai bahwa layanan perdana ekspor dari Lampung ke Singapura melalui Meratus merupakan terobosan luar biasa. Lebih dari itu, ia menilai Lampung memiliki keunggulan yang sangat potensial. \"Ke depan, kami akan mendorong program pertanian, terutama holti. Saya pikir yang ada di Lampung sangat potensial,\" ujarnya. Mengenai hambatan ekspor saat ini seperti masalah kontainer, Susiwijono menjelaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait hal tersebut. Tentunya di tengah pandemi ini, tidak hanya kontainer saja yang menjadi hambatan. Tetapi juga harga cost juga naik. Farid Belbouab selaku CEO Meratus Line mengungkapkan, layanan rute baru diluncurkan untuk menghubungkan antara Lampung melalui Pelabuhan Panjang menuju Singapura oleh Meratus Line, operator kapal dan pelayaran terkemuka di Indonesia. Diharapkan rute baru ini dapat menjadi peluang peningkatan perdagangan barang dan jasa antara dua wilayah. Beroperasinya layanan ini sekaligus menjadi penanda dimulainya ekspansi Meratus Line untuk terus memimpin industri logistik di Indonesia. PING Service, sebutan layanan Panjang-Singapore-Panjang ini akan rutin berlayar setiap minggu dengan pilihan waktu yang tepat pada hari kerja, dengan dilayani kapal Meratus Samarinda yang memiliki kapasitas 350 TEUs. Langkah berani Meratus Line ini seiring dengan tujuan untuk mulai meninggalkan jejak di kancah pelayaran Internasional dengan reputasi baik yang berkelanjutan. Demi memangkas waktu perjalanan yang berimbas pada efektifitas pengiriman barang, rute ini akan dijalankan direct dari Pelabuhan Panjang menuju Singapura serta tidak ada pemberhentian di terminal lain. Direct service ini diberikan sebagai bentuk layanan terbaik Meratus Line bagi client yang mengutamakan waktu serta kualitas pengiriman. Bukan hanya itu. Rute ini juga didedikasikan untuk mendukung Pemerintah Indonesia menjaga dan meningkatkan konektivitas perdagangan dengan negara tetangga. Terlebih dalam situasi sulit karena dampak dari pandemi Covid-19. Pemilihan Lampung menjadi pioner gebrakan inovasi Meratus Line ini tak lepas dari dukungan mitranya, PT Great Giant Pineapple (PT GGP) yang memiliki komoditi ekspor yang tinggi. Khususnya dalam produk nanas kaleng yang dilakukan ekspor ke berbagai negara. “Kerjasama yang baik ini diharapkan dapat mempercepat distribusi produk kami, sehingga sampai ke tangan konsumen dengan lebih cepat dan efisien. Serta kedepannya juga GGP dapat terus berinovasi dalam produk sehingga dapat terus memperluas perdagangannya ke berbagai negara di dunia serta menjadi kebanggaan bagi masyarakat lampung khususnya,” ungkap Welly Soegiono selaku Corporate Affair Director PT GGP. (rls/rma/sur)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: