Puskesmas Dinilai Masih Kurang Ramah Penyandang Disabilitas

Puskesmas Dinilai Masih Kurang Ramah Penyandang Disabilitas

YKWS menggelar diskusi dengan mengusung tema Potret Penyediaan Layanan Fasilitas Air, Sanitasi, dan Kebersihan di Fasilitas Layanan Kesehatan, bertempat di Hotel Whiz Prame Lampung, pada Selasa (26/4).-Foto: Prima Imansyah Permana/Radarlampung.co.id-

BACA JUGA:Puluhan Penyandang Disabilitas Ikuti Proses Pembuatan SIM D

YKWS, pada Selasa (26/4) menggelar diskusi dengan mengusung tema, Potret Penyediaan Layanan Fasilitas Air, Sanitasi, dan Kebersihan di Fasilitas Layanan Kesehatan, bertempat di Hotel Whiz Prame Lampung.

WASH Advisor Bambang Pujiatmoko mengatakan, audit sosial di Pokja Wahs In HCF ini begaimana masyarakat untuk berperan aktif dalam.proses melakukan penilaian audit di Puskesmas baik pelayanan air dan sanitasi.

Ia menilai masyarakat perlu ikut berperan, karena masyarakat sebagai pengguna. Sehingga masyarakat harus bisa menyuarakan apa kebutuhannya dan apa perbaikan-perbaikan atau peningkatan-peningkatan untuk layanan air sanitasi di Puskesmas.

Sebab, itu semua masyarakat yang mengetahuinya dan pihak dari Puskesmas. \"Jadi yang melakukan audit bukan YKWS tetapi pokja itu sendiri atau masyarakat itu sendiri sama Puskesmas.

Termasuk yang merumuskan rekomendasi-rekomendasi apa,\" ujarnya. Disinggung dari keseriusan pemerintah setelah turunnya tim pokja ini, Bambang mengungkapkan bahwa pemerintah kota serius.

Dengan penilaian yang dilakukan oleh pokja yang terdiri dari gabungan masyarakat dan tenaga kesehatan maka akan memberikan penilaian yang objektif.

Sementara terkai ketransparan publik, Bambang menilai keterlibatan publik di dalam prosesnya, bukan hanya di puskesmas, tapi juga diseluruh bidang belum dikatakan optimal.

Sebab, masih terdapat sekat-sekat untuk transpran publik dalam upaya melihat, memperhatikan, menyermati, dan lainnya.

"Padahal kita punya undang-undang untuk informasi keterbukaan publik. Harusnya menjamin itu, jadi institusi pemerintah sepanjang yang memang tidak bersifat rahasia negara bisa diakses publik. Tapi, faktanya tidak semudah itu," ungkapnya.

Sementara, dalam diskusi tersebut, Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Lampung Susi menilai Puskesmas di Bandarlampung masih kurang ramah terhadap para penyandang disabilitas.

Ia menerangkan masih sangat sulit bagi kelompok disabilitas untuk mengakses layanan air bersih.

Menurutnya, layanan yang bersifat kebersihan yang tidak ramah disabilitas antara lain seperti proses ke toilet yang masih sulit diakses.

Sebab, banyak toilef yang  tidak dapat dipakai oleh kelompok disabilitas, khususnya pengguna kursi roda.

"Jangankan memakai toiletnya, masuk melewati pintunya juga sudah sulit, karena pintunya tidak muat dilalui kursi roda," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: