Puskesmas Kotaagung Catat Kasus DBD Tertinggi

Puskesmas Kotaagung Catat Kasus DBD Tertinggi

Ilustrasi nyamuk yang menularkan virus Demam Berdarah Dengue (DBD). (Pixabay/Nuriyah)--

TANGGAMUS, RADARLAMPUNG.CO.ID - Sejak Januari hingga Juli 2022, tercatat 160 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Tanggamus. Dari jumlah itu, kasus tertinggi berada di Puskesmas Kotaagung dengan 26 kasus. 

Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Di mana, pada periode sama tercatat 124 kasus 

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tanggamus Marhaen, dari 160 kasus DBD hingga Juli 2022, satu penderita meninggal dunia. Ia adalah pasien dari wilayah kerja Puskesmas Pulau Panggung.

"Dari 160 kasus itu, kasus DBD tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Kotaagung dengan 26 kasus. Disusul Puskesmas Gisting 24 kasus dan Puskesmas Sudimoro 19 kasus,” sebut Marhaen mewakili Kepala Diskes Tanggamus Taufik Hidayat.

BACA JUGA: Usulkan Pengembangan Perikanan Tangkap di Pesisir Barat, Ini Dampaknya untuk Nelayan

Dilanjutkan, untuk yang masih 0 kasus DBD berada di wilayah Puskesmas Sumanda, Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Sukaraja dan Ngarip.

Marhaen menuturkan, tingginya kasus DBD dipengaruhi oleh cuaca. Salah satunya intensitas hujan dan panas yang berubah-ubah.

"Justru kalau hujan tinggi kemudian panas, itu perkembangan nyamuk Aedes aegypti sangat cepat," papar Marhaen.

Untuk itu, Diskes Tanggamus melalui UPT puskesmas, gencar memberikan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M plus (menutup, menguras, memanfaatkan kembali barang bekas atau daur ulang).

BACA JUGA: Mabes Polri Tolak Pengunduran diri Ferdy Sambo

Kemudian memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).

Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

"Sedangkan yang dimaksudkan dengan plus-nya adalah upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi dan melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan," tegas Marhaen. 

Sebelumnya, warga Pringsewu diminta waspada penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Terlebih sejak Januari, tercatat 162 warga terjangkit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: