Masih Ada 25 Desa di Lampung Timur Menjadi Lokus Intervensi Stunting

Masih Ada 25 Desa di Lampung Timur Menjadi Lokus Intervensi Stunting

FOTO DOK. PROTOKOL LAMPUNG TIMUR - Bupati Lampung Timur menandatangani komitmen bersama penurunan stunting. --

LAMPUNG TIMUR, RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Lampung Timur terus berupaya menurunkan angka stunting

Salah satunya melalui  komitmen bersama upaya penurunan stunting oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, BUMN, swasta, LSM, organisasi profesi, organisasi masyarakat,  camat, kepala UPTD Puskesmas, dan Kepala desa lokasi fokus (lokus) stunting.

Komitmen bersama itu ditandatangani saat rembug stunting di aula Sekretariat Lampung Timur, Senin 29 Agustus 2022. 

"Komitmen bersama itu perlu dilakukan agar program penurunan stunting yang telah dirancang dapat terealisasi dengan baik," jelas M. Dawam dalam acara yang dihadiri juga Wakil Bupati Lampung Timur Azwar Hadi, Dandim 0429 Letkol Indra Puji Triwanto, Wakapolres Kompol Sugandi, dan jajaran forkopimda.

BACA JUGA:Tim Dosen Perternakan Polinela Terapkan Teknik Formulasi Ransum Guna Peningkatan Produksi Ayam Kampung

Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terlambat. Namun berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal. Pola pengasuhan yang kurang baik, kemudian rendahnya akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak, dapat menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang di bawah rata-rata.

"Itu semua berdampak pada prestasi sekolah yang buruk," lanjutnya.

M. Dawam menjelaskan, secara nasional prevalensi stunting menurun dari 37,2 persen di tahun 2019 menjadi 24,4 pada tahun 2021. Begitu juga prevalensi stunting di Kabupaten Lampung Timur, mengalami penurunan yang signifikan. Yaitu, dari 26,4 persen pada tahun 2019, turun menjadi 15,3 persen pada tahun 2021. 

"Kami bersyukur, capaian ini terbaik ke dua di tingkat provinsi. Semoga, dengan adanya komitmen bersama ini ke depan prevalensi stunting Lamtim semakin menurun," harap M. Dawam.

BACA JUGA:808 Personel Ramaikan Latihan Tempur Jalak Sakti Koopsud I di Lampung

Kesempatan yang sama, Plt Kepala Dinas Kesehatan Lampung Timur Satya Purna Nugraha menjelaskan, penyebab masalah gizi stunting sangat multi faktor. "Selain karena masalah sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, ada juga perilaku dan lingkungan termasuk pelayanan kesehatan," terangnya. 

Menurutnya, pada tahun 2022 masih terdapat 25 desa lokus yang harus dilakukan intervensi bersama sebagai upaya penurunan stunting. Targetnya, pada 2023 turun menjadi 15 desa. Rencana aksi daerah terdiri dari delapan aksi konvergensi. 

"Rembug stunting merupakan langkah atau aksi ke tiga dari konvergensi tersebut," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur melibatkan sejumlah OPD dalam penanganan stunting.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: