Hujan, Begini Kondisi Pekon Terisolir di Pesisir Barat

Hujan, Begini Kondisi Pekon Terisolir di Pesisir Barat

Kondisi akses jalan utama menuju empat pekon terisolir di Kecamatan Bengkunat, Pesisir Barat. FOTO DOKUMEN PERATIN SIRING GADING --

PESISIR BARAT, RADARLAMPUNG.CO.IDAkses jalan membuat kondisi di wilayah terisolir yang masuk Kabupaten Pesisir Barat kian parah. Empat pekon terkurung. 

Yaitu Pekon Bandar Dalam, Siring Gading, Way Tiyas, dan Way Haru di Kecamatan Bengkunat. 

Saat hujan, jalan di wilayah tersebut berlumpur dan sulit dilewati. Tidak hanya sepeda motor, gerobak yang menjadi alat transportasi angkutan juga susah melintas. 

Peratin Siring Gading Rohman mengatakan, kondisi akses jalan utama menuju empat pekon di wilayah yang melintas kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) tersebut cukup parah. 

BACA JUGA: Kebakaran di Pesawaran, Penyebabnya Diduga Karena Ini

Terlebih di musim penghujan saat ini. Banyak sepeda motor yang mengangkut kebutuhan bahan pokok dari luar pekon terjebak masuk lumpur.

“Akses disepanjang jalan yang berlumpur ini cukup dalam. Bahkan kedalaman lumpur sampai melebihi batas lutut orang dewasa,” kata Rohman, Selasa 30 Agustus 2022. 

Karena itu, terus Rohman, sepeda motor yang mengangkut barang-barang kebutuhan pokok banyak tidak bisa jalan jika sudah masuk ke lumpur. 

Masyarakat yang mengangkut barang-barang di wilayah ini harus bergotong royong. 

BACA JUGA: Putusan Hakim Dinilai Tidak Sesuai, JPU Ajukan Banding

“Kalau ada kendala, bisa diatasi bersama-sama. Mengingat perjalanan, baik ke pekon terisolir maupun menuju ke luar cukup jauh,” jelasnya.

Terkait hasil bumi di wilayah empat pekon terisolir yang merupakan marga Belimbing ini, rata-rata merupakan penghasil kopi dan lada. 

Selain itu, penghasil pisang, kelapa, jengkol, jagung, padi dan hasil bumi lainnya. Tentu, untuk menjual hasil bumi tersebut sangat kesulitan. Terlebih dengan kondisi jalan saat ini.

“Memang rata-rata hasil buminya dijual ke luar pekon. Tapi itu tetap akan menghitung biaya operasionalnya. Jika harga jualnya lebih murah dibandingkan dengan biaya angkut, maka petani tidak bisa menjual ke luar pekon,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: