Dirut PLN: Masih Banyak Ruang Pengembangan EBT Baseload Dari Potensi Hydro dan Geothermal

Dirut PLN: Masih Banyak Ruang Pengembangan EBT Baseload Dari Potensi Hydro dan Geothermal

--

BACA JUGA: Bawa 306 Butir Pil Heximer, Polres Lampung Timur Amankan 2 Tersangka

Namun kajian lebih mendalam masih diperlukan untuk mengukur demand, suplai, dan keandalannya untuk mereduksi emisi karbon.

“Saat ini kita sudah punya program pensiun dini PLTU. Sehingga harus segera dipikirkan subititusinya. Tidak hanya menggantikan kapasitas, tetapi juga sebagai baseload. Storage juga sangat berperan jika kita bicara pasokan listrik yang andal,” kata Harris Yahya.

Selain panas bumi dan air, terus Harris, potensi EBT Indonesia masih sangat besar termasuk di dalamnya adalah tenaga surya, angin, dan laut. 

Ragam sumber EBT tersebut bisa disinergikan agar mampu berkontribusi secara maksimal.

BACA JUGA: Peternak Babi di Bhakti Negara Mengaku Miliki Izin, DPMPTSP Way Kanan: Kami Belum Keluarkan Izin PBG

“Saya senang sekali PLN melakukan kerja sama untuk pemanfaatan energi laut. Karena sejauh ini kita belum punya pembangunannya secara komersial. Kita berharap ini ke depannya bisa seperti tenaga angin yang sebelumnya dipandang pesimis namun kinerjanya sangat bagus di Sulawesi,” ujarnya.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto menekankan, PLN terus meningkatan bauran energi mix melalui penambahan kapasitas dan produksi listrik melalui pembangkit EBT. 

Porsi pengembangan kapasitas EBT sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 mencapai 51,6 persen atau setara dengan 20,9 GW.

“Di tahun 2022 ini PLN mengadakan pembangkit EBT sebesar 1,5 GW. Seiring dengan komitmen tersebut PLN melakukan banyak program termasuk 5 kerja sama terkait pengembangan EBT dengan berbagai pihak. Untuk saat ini pembangkit EBT PLN telah mencapai 8.512 MW,” kata Wiluyo.

BACA JUGA: Begini Klarifikasi Jeje Slebew Usai Dituding Jadi Pemeran Video Dewasa

Wiluyo menyebutkan, PLN secara serius melakukan co-firing biomassa pada 32 lokasi PLTU. 

PLN punya 52 PLTU yang akan di co-firing hingga tahun 2025. Khusus untuk pengembangan pembangkit Geothermal, ia menyebutkan saat ini ada PTLP Sorik Merapi (195 MW), PTLP Sokoria (30 MW), dan Patuha (55 MW). 

Sedangkan pembangkit Hidro ada PLTA Jatigede (110 MW), PLTA Peusangan (88 MW), PLTA Asahan III (174 MW), PLTA Cisokan (1.040 MW).

“Tentunya PLN tidak bisa berdiri sendiri karena harus berkolaborasi bekerja sama dengan seluruh stakeholder, investor, pihak swasta, serta pemerintah untuk mengembangkan program-program ini. Harapannya sinergi ini bisa menyukseskan program transisi energi Indonesia,” papar Wiluyo. (*) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: