Cegah Gangguan Ginjal Anak, Kemenkes Minta Fasyankes dan Apotek Jangan Dulu Beri Obat Cair kepada Pasien

Cegah Gangguan Ginjal Anak, Kemenkes Minta Fasyankes dan Apotek Jangan Dulu Beri Obat Cair kepada Pasien

Obat batuk yang menyebabkan ginjal--

JAKARTA, RADARLAMPUNG.CO.ID - Kemenkes bersama BPOM, Ahli Epidemiologi, IDAI, Farmakolog dan Puslabfor Polri melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut. 

Kemenkes dan BPOM menemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI).

Juru bicara Kemenkes dr Syahril mengatakan, temuan ini dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien.

Saat ini, Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti secara komprehensif. Termasuk kemungkinan faktor risiko lainnya.

BACA JUGA:Minta Keadilan Hukum, Jessica Iskandar Tulis Surat untuk Kapolri

Untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes sudah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup.

Kebijakan ini sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas. 

Kemenkes juga meminta seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair/sirup kepada masyarakat sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas. 

“Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan,” tutur dr Syahril dalam siaran pers yang diterima radarlampung.co.id, Rabu 19 Oktober 2022.

BACA JUGA:Camilla Bowles akan Kenakan Mahkota Kontroversial di Penobatan Raja Charles III Tahun Depan

“Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya,” katanya.

Perlunya kewaspadaan orang tua yang memiliki anak balita dengan gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat. 

Keluarga pasien diminta membawa atau menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya, dan menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan. 

Sebagai langkah awal untuk menurunkan fatalitas AKI, Kemenkes melalui RSCM telah membeli antidotum yang didatangkan langsung dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: