Siapa Membantu? Mereka, Keluarga yang Terusir
Kontrakan yang ditempati pasangan Firdaus dan Badriah di RT. 05 Lingkungan III, Kelurahan Segala Mider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. FOTO M. TEGAR MUJAHID/RADARLAMPUNG.CO.ID --
Badriah hanya bekerja sebagai tukang cuci gosok di rumah tetangga. Itu pun tidak rutin. Hanya sesekali saat dipanggil.
Pekerjaan tersebut terhenti saat Badriah melahirkan anak kembar. Dua buah hatinya masih di rumah sakit. Butuh perawatan karena berat badan kurang.
Sementara sang suami, tidak memiliki pekerjan tetap. Terkadang ikut bekerja memasang batu nisan.
Kontrakan yang ditempati pasangan Firdaus dan Badriah di RT. 05 Lingkungan III, Kelurahan Segala Mider, Kecamatan Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. FOTO M. TEGAR MUJAHID/RADARLAMPUNG.CO.ID --
Penghasilannya hanya puluhan ribu. Tidak cukup untuk menghidupi keluarganya.
"Saya sering dikasih sama tetangga sayur. Supaya anak- anak tidak hanya makan pakai garam dan penyedap rasa," kata Badriah.
Mereka harus bertahan. Terkadang mendapat belas kasih dari tetangga. Beras atau sayuran.
Kesedihan memang menjadi teman keluarga ini. Menahan lapar dan puasa karena tidak ada makanan. Sudah biasa.
"Setiap paginya, jika tidak ada makanan, saya hanya berikan anak-anak air putih sebagai bekal sarapan. Supaya mereka tidak kelaparan,” kata Badriah.
”Waktu saya dihabiskan buat ngurus anak-anak sekolah. Mereka pergi jalan kaki,” kata Badriah. Bahu wanita bertubuh kurus ini bergetar saat bercerita.
Anak nomor dua sampai lima masih sekolah di SDN 1 Suka Jawa.
"Dianterin. Sebab sekolahnya jauh dari rumah. Mau naik angkot berenam, nggak ada uangnya,” Badriah tersenyum. Kecut.
Tama (13), si sulung duduk di kelas 7 SMPN 10 Bandar Lampung.
Keluarga Badriah benar-benar kekurangan. Jangankan untuk membayar kontrakan yang sudah menunggak empat bulan, makan pun seadanya.
Beruntung, pembayaran kontrakan sebesar Rp 300 ribu per bulan bisa dicicil. Semoga saja tidak lagi terusir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: