Rusdiana Adi Kembali Kunjungi Pringsewu Fun Food Festival Chapter II

Rusdiana Adi Kembali Kunjungi Pringsewu Fun Food Festival Chapter II

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pringsewu, Rusdiana Adi saat meninjau tenant kuliner Pringsewu Fun Food Festival (PF3) Chapter II di Lapangan Pendopo, Pringsewu, Rabu 2 November 2022. Foto M. Tegar Mujahid/Radarlampung.co.id--

BACA JUGA:Harga Singkong Turun, Pemkab Lampura Sidak Perusahaan

“Dalam hal ini, Dekranasda Kabupaten Pringsewu menghadirkan mbak Nola Marta yang merupakan desainer dari Bali,” tambahnya.

Dalam pelatihan tersebut, Nola Marta diminta untuk memberikan pelatihan terkait teknik-teknik pembuatan tapis dengan standar yang lebih baik.

“Jadi mulai dari mereka mulai meletakan benang di atas kain, tangannya harus bersih, tekniknya harus benar dan lain-lain sebagainya,” tambah Nana.

Nana menjelaskan, pelatihan sendiri diberikan dalam satu paket selama satu tahun. Nantinya dari 20 peserta tersebut akan diseleksi lagi menjadi 15 hingga 10 besar. 

BACA JUGA:Promo Indomaret Super Hemat Mingguan Edisi ke-44 Periode 2 Hingga 8 November 2022

Hingga akhirnya, akan diambil dua peserta yang nantinya akan diikutkan dalam persaingan pasar internasional.

“Jadi harapan kami dengan adanya pelatihan ini tidak hanya pasar selevel nasional yang bisa dicapai para pengerjin. Tapi juga selevel pasar internasional,” tandas Nana.

Ditemui dikesempatan yang sama, Nola Marta mengaku optimis, pengerajin tapis di Pringsewu juga dapat bersaing di pasar internasional.

Menurut Nana, pengerjain kain tapis di Pringsewu sudah memiliki kualitas yang baik. Hanya saja perlu beberapa pembenahan dan pengenalan pada teknik-teknik baru agar dapat masuk ke pasar Internasional. 

BACA JUGA:Jelang Milad, NasDem Tegas Dekat Bersama Rakyat

“Kualitasnya sudah bagus, hanya saja selama ini mereka terbiasa bikin tapis di kain tebal. Jadi kami ingin menantang mereka untuk membuat tapis di kain yang lebih tipis,” kata Nola.

Menurut Nola, tidak hanya teknik yang perlu dibenahi. Namun juga jenis kain dan benang yang digunakan. Sehingga kain tapis yang dipasarkan bisa lebih ringan dan nyaman saat digunakan.

Nola sendiri mengaku telah mempelajari teknik pembuatan kain tapis sejak 6 tahun lalu. Hingga saat ini, Nola bahkan telah mempunyai galeri sendiri yang menjual kain-kain tapis di pulau Bali.

BACA JUGA:Universitas Terbuka Lampung Siapkan SDM Unggul dan Berkarakter Menuju Masyarakat 5.0

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: