Melihat Perjuangan Hidup Siti Fatimah, Dari Buruh Pabrik Hingga Jadi Guru Besar UIN Raden Intan Lampung

Melihat Perjuangan Hidup Siti Fatimah, Dari Buruh Pabrik Hingga Jadi Guru Besar UIN Raden Intan Lampung

Siti Fatimah bercerita tentang kisah perjuangan hidupnya. (Dian Saptari/Radarlampung.co.id)--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Siti Fatimah adalah seorang perempuan tangguh yang sekarang menjadi guru besar di bidang Ilmu Manajemen Pendidikan UIN Raden Intan Lampung.

Bergelar Prof. Dr. Hj. Siti Fatimah, S.Ag, M.Ag., perjuangan hidup Siti dalam menggapai cita-cita tidaklah mudah. Butuh tekad yang kuat, kerja keras, dan doa dalam mewujudkannya. 

Siti bercerita, ia merupakan anak terakhir dari 11 bersaudara. Ayahnya merupakan seorang guru dan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga.

Kondisi ekonomi yang sulit, tidak membuat Siti pantang menyerah dalam meraih impiannya menjadi guru --seperti sang Ayah.

BACA JUGA:4 Rekomendasi Wisata yang Saat Ini Lagi Hits di Bandar Lampung, No.2 Sering Dikunjungi

Siti mengaku sudah terbiasa berkerja. Bahkan, ia pernah bersama teman-temannya jadi kenek angkot agar bisa dapat uang saku lebih untuk sekolah.

"Diajakin kawan-kawan untuk jadi kenek angkot pas masa SMA dengan hasil yang lumayan juga uangnya," terangnya, kepada Radarlampung.co.id, Senin 12 Desember 2022.

Lulus Pendidikan Guru Agama (PGA), Siti bertekad melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Mengingat ia selalu memperoleh nilai rapor yang cukup baik.

"Awal mulanya lulus PGA langsung daftar kerja jadi buruh pabrik sepatu di Tanggerang sama teman sebagai batu loncatan untuk mengumpulkan biaya kuliah," terangnya.

BACA JUGA:7 Oleh-oleh Khas Lampung Paling Populer, Nomor 5 Paling Diminati

Siti mengaku, selama berkerja ia terus menabung agar bisa kuliah dan mencukupi kehidupan sehari-hari.

"Tahun 1991 ada bukaan mahasiswa baru di IAIN Bandung, jadi bunda daftar dan alhamduliah keterima masuk," urainya.

Semasa kuliah, Siti tetap berkerja dengan tekun sebagai buruh pabrik sepatu di malam hari dan bertekad akan menjadi lulusan terbaik se-IAIN Bandung.

"Semester pertama Bunda langsung ngabarin orang rumah dan tulis surat ke Ayah dan bilang dapat IPK tertinggi se-IAN Bandung," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: