Puluhan Siswa SMAN 1 Gedong Tataan Pesawaran Terkena Reruntuhan Bangunan, Ternyata…
Simulasi bencana gempa bumi yang digelar BPBD Pesawaran di SMA Negeri 1 Gedongtataan, Kamis 15 Desember 2022. FOTO FAHRURROZI/RADARLAMPUNG.CO.ID --
PESAWARAN, RADARLAMPUNG.CO.ID - Puluhan siswa SMAN 1 Gedong Tataan dilarikan ke rumah sakit karena luka setelah tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa bumi tektonik 5 magnitudo, Kamis 15 Desember 2022.
Gempa terjadi ketika siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar. Begitu terasa getaran, para siswa dan guru di SMA Negeri 1 Gedong Tataan berhamburan keluar ruangan menyelamatkan diri.
Sejumlah siswa dan guru berlindung di bawah meja serta melindungi kepala mereka agar tidak terkena reruntuhan.
Pada bagian lain, tim reaksi cepat yang terdiri dari guru maupun siswa bergerak menolong siswa yang terluka dan terjebak dalam ruangan.
BACA JUGA: Pemprov Lampung Perhatikan Penyandang Disabilitas, Ini Buktinya
Tidak lama kemudian, tim reaksi cepat gabungan BPBD, Dinas Kesehatan, Satpol PP dan OPD terkait tiba di lokasi dan mengevakuasi korban.
Dengan ambulans, para korban dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan.
Kondisi tersebut menjadi bagian simulasi bencana gempa bumi yang digelar BPBD Pesawaran di SMAN 1 Gedong Tataan.
Tujuannya mengetahui kesigapan tim reaksi cepat dari sekolah untuk berkolaborasi, berkoordinasi dengan tim reaksi cepat dari pemkab untuk menyelamatkan korban.
BACA JUGA: Soal Peluru Nyasar ke Kaki Bayi, Polisi Tunggu Hasil Uji Balistik
"Jangan panik. Cari tempat atau gunakan alat perlindungan yang terdekat. Ketika ada instruksi keluar gedung, ikuti dengan tetap melindungi kepala dengan tangan atau benda lainnya. Kemudian
ikuti instruksi arah rambu-rambu jalur evakuasi menuju titik kumpul dan jaga keseimbangan saat turun tangga," kata Plt. Asisten I Zuriadi saat membacakan sambutan tertulis Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona.
Kepala BPBD Pesawaran Sopyan Agani menuturkan, simulasi bencana gempa bumi di SMAN 1 Gedong Tataan tersebut merupakan pilot project. Diharapkan dapat dicontoh sekolah lainnya.
"Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dan mengurangi mitigasi serta kesiapsiagaan siswa, masyarakat ketika bencana terjadi," kata Sopyan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: