Withdrawal Syndrome: Gejala Putus Obat, Penyebab dan Cara Mengatasinya

BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Penyalahgunaan beberapa jenis obat dalam jangka panjang dapat membuat seseorang mengalami ketergantungan.

Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang akan memberikan risiko penggunanya mengalami withdrawal syndrome.

Withdrawal syndrome atau gejala putus obat umumnya akan terjadi ketika seseorang berhenti menggunakan alkohol, narkotika, psikotropika atau mungkin juga penggunaan zat adiktif tertentu.

Apabila orang itu berhenti menggunakan obat-obatan tersebut setelah sebelumnya menggunakan dalam jangka waktu yang lama. Maka orang tersebut mungkin saja mengalami gejala putus obat atau withdrawal syndrome.

BACA JUGA:Masih Diminta Foto Kopi Berkas saat Berobat? Peserta BPJS Bisa Lapor ke Nomor Ini

Gejala putus obat umumnya akan ditandai dengan beberapa hal diantaranya mual, berkeringat, mata berair, tubuh gemetar hingga merasa kebigungan.

Parahnya lagi, ketika seseorang mengalami gejala putus obat ini. Orang itu bahkan bisa mengalami halusinasi, kejang, hingga mengalami penurunan kesadaran atau pingsan.

Kendati demikian, gejala yang umumnya muncul ketika seseorang mengalami withdrawal syndrome bisa berbeda-beda.

Hal itu bergantung pada jenis obat, dosis serta lama pemakaian orang itu terhadap senyawa atau obat tertentu yang dikonsumsi.

BACA JUGA:Begini Cara Mengolah Ketumpang Air Menjadi Obat

Namun jika kita memperhatikan secara umum, orang yang mengalami withdrawal syndrome biasanya akan merasa gelisah, cemas, dan mengalami perubahan suasana hati.

Kemudian merasakan sakiit kepala terus menerus, mual dan muntah, gemetar atau tremor.

Orang yang mengalami gejala putus obat juga akan merasakan tubuhnya menggigil, mudah marah, mengalami gangguan tidur, nyeri otot hingga mengalami penurunan pada nafsu makan.

Dilansir Radarlampung.co.id dari laman alodokter.com pada Jumat, 14 April 2023. Ada beberapa obat yang bisa menjadi pemicu seseorang mengalami gejala putus obat.

Sumber: