Withdrawal Syndrome: Gejala Putus Obat, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Withdrawal Syndrome: Gejala Putus Obat, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penggunaan obat-obatan tertentu dapat memicu withdrawal syndrome atau gejala putus obat. ILUSTRASI/FOTO PIXABAY--

BACA JUGA:Cek Fakta: Gula Merah Ternyata Miliki Khasiat Baik untuk Kesehatan

Beberapa obat-obatan tertentu yang dapat memicu gejala putus obat atau withdrawal syndrome diantaranya opioid atau obat pereda nyeri yang sudah berat.

Mengonsumsi obat lain seperti antidepresan untuk mengatasi depresi juga dapat memicu withdrawal syndrome pada seseorang.

Ada juga penggunaan benzodiazepine atau obat penenang untuk menangani gangguan kecemasan maupun gangguan tidur atau insomnia.

Lalu ada barbiturat yaitu obat untuk mengatasi kejang, insomnia, dan gangguan kecemasan.

BACA JUGA:Simak, Ini Manfaat Minyak Kelapa untuk Kesehatan Kulit Wajah

Terakhir ada amfetamin yang berfungsi sebagai obat yang biasanya diresepkan dokter bagi penderita ADHD.

Sementara itu, penggunaan obat-obatan tersebut sebenarnya boleh-boleh saja asalkan digunakan untuk tujuan medis serta berada dalam pengawasan dokter.

Selama penggunaan obat tersebut sesuai dengan dosis dan pengawasan dari dokter, maka gejala putus obat atau withdrawal syndrome ini dapat dicegah.

Dalam mengatasi withdrawal syndrome, dokter biasanya akan meresepkan obat lain untuk menangkal efek dari putus obat dari senyawa tertentu.

BACA JUGA:Mengonsumsi Buah Kurma Bantu Jaga Kesehatan Ibu Hamil dan Janin? Simak Penjelasan Berikut

Biasanya, dokter akan menurunkan dosis obat yang menjadi pemicu gejala putus obat secara perlahan.

Pengawasan akan terus dilakukan oleh dokter terhadap pasien penderita withdrawal syndrome. Dan bahkan biasanya memerlukan pengobatan tambahan seperti rehabilitasi. 

(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: