Dalam Duplik, Karomani Ngaku Jadi Korban Anak Buah
Karomani menjalani sidang duplik, Selasa 9 Mei 2023. Foto anca--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Di dalam duplik atau jawaban atas tanggapan jaksa penuntut umum, Karomani eks rektor Universitas Lampung (Unila) mengaku jadi korban anak buah.
Karomani dalam duplik yang dibacakan langsung olehnya di persidangan dalam kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri Unila tahun 2022 di Pengadilan Tipikor, Selasa 9 Mei 2023.
Karomani mengaku menjadi korban anak buah yang tidak melakukan perintahnya dengan benar.
Seperti skor passing grade atau ambang batas nilainya yang sudah ia tetapkan untuk Fakultas Kedokteran Unila ternyata ada mahasiswa yang nilainya di bawah skor 550. Skor 550 itu keputusannya untuk bisa diterima di fakultas kedokteran.
BACA JUGA:Bertahap, Layanan Kantor Cabang dan ATM BSI Kembali Pulih
Ia menjelaskan panitia pusat tidak menentukan skor passing grade untuk jalur mandiri.
"Mengenai skor kelulusan, meskipun tidak ada passing grade dari panitia untuk afirmasi dan kuota tambahan, saya tetap berpedoman pada skor tes minimal yang sudah saya tentukan, yang kira-kira layak untuk masuk dan diterima," katanya.
Namun ternyata kata Karomani, ada bawahannya yang tidak mengindahkan nilai passing grade yang sudah ia tetapkan.
Karomani dalam dupliknya bahkan menyebut nilai di bawah passing grade yang lolos itu karena ulah Helmy Fitriawan Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru saat itu.
BACA JUGA:Layanan Kantor Cabang dan ATM Bank BSI Kembali Pulih
"Ihwal ada skor di bawah yang saya tentukan, itulah ulah saudara Helmy Fitriawan yang membawa titipan tanpa sepengetahuan saya, bahkan fakta persidangan membuktikan yang bersangkutan menerima uang dari para penitipan tersebut," tutur Karomani di depan hakim.
Karena itu, Karomani meminta semua anak buahnya yang terlibat ikut diadili seperti dirinya. Karomani mengaku dirinya merasa dikhianati oleh bawahannya.
"Saya mohon yang mulia tidak mengabaikan fakta ini, bahwa selama ini saya dikhianati oleh staf saya sendiri, sehingga ada pihak yang bermain di belakang saya dan tidak mendukung komitmen saya untuk menjaga kelulusan mahasiswa secara objektif berdasarkan skor telah ditentukan," ungkap pria bergelar profesor ini.
Karena dikhianati, Karomani mengaku jadi korban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: