Mengenal Raja-Raja yang Pernah Memimpin Keraton Yogyakarta

Mengenal Raja-Raja yang Pernah Memimpin Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta. Foto/Instagram @kratonjogja--

BACA JUGA: Istri Warga Tulang Bawang Korban Perampokan dan Penculikan Ditemukan Meninggal Dunia

Dalam perjalanan karirnya, sang pangeran diangkat menjadi Pangeran Lurah ketika pamannya meninggal pada 17 November 1730 silam.

Pangeran Lurah itu kemudian dituakan di antara para putra raja, serta menyandang nama yang sama dengan pamannya yakni Mangkubumi.

Kebiasaan-kebiasaan yang kerap dilakukannya adalah berpuasa Senin-Kamis, sholat lima waktu dan juga membaca al-Qur’an.

Hal tersebut dikisahkan secara rinci dalam Serat Cebolek, yang di dalamnya juga menggambarkan Pangeran Mangkubumi yang gemar mengembara.

BACA JUGA:Viral Randis Plat Merah BE 1128 AZ Digunakan Untuk Belajar Mobil, Perekam: Apakah Sudah Beralih Fungsi?

Dalam pengembaraannya, Pangeran Mangkubumi banyak melakukan pendekatan bahkan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Pangeran Mangkubumi memang baru memimpin keraton sejak tahun 1755 sampai dengan 1792. Namun kebiasaan baiknya itu menghasilkan kesetiaan yang mendalam di antara para pengikutnya.

Sebagai contoh yaitu pada tahun 1947 yang mana saat itu Pangeran Mangkubumi dan pengikutnya mengangkat senjata untuk melawan VOC.

Jumlah perajuritnya meningkat pesat dari 3000 menjadi 13000, yang mana diantaranya ada sekitar 2500 prajurit berkuda.

BACA JUGA:Tiba di Magelang, 32 Biksu Thailand Disambut Penuh Antusias dan Penghormatan

2. Sri Sultan Hamengkubuwono II

Sejak kecil, Sri Sultan Hamengkubuwono II diberi nama Raden Mas (RM) Sundoro. Ia lahir di lereng Gunung Sindoro pada tanggal 7 Maret 1750.

RM. Sundoro menghabiskan masa kecilnya bersama sang bunda, Kanjeng Ratu Kadipaten di wilayah pengungsian.

Saat itu, RM. Sundoro sudah harus diungsikan akibat perang melawan VOC, dengan supaya kelak karakter keras pada dirinya bisa terbentuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: