Dibalik Keindahan Pulau Pahawang sebagai Wisata Hidden Gems Lampung, Ternyata Menyimpan Legenda Ini

Dibalik Keindahan Pulau Pahawang sebagai Wisata Hidden Gems Lampung, Ternyata Menyimpan Legenda Ini

Foto Tangkap layar video yang Instagram @udinpahawang : Foto Ilustrasi Dibalik Keindahan Pulau Pahawang sebagai Wisata Hidden Gems Lampung, Ternyata Menyimpan Legenda ini--

BACA JUGA:4 Rudal TNI AL Lumat Target di Laut Jawa, Salah Satunya Pernah Hancurkan Kapal Perang Inggris

Versi Pertama menyebutkan bahwa pulau ini ditemukan oleh seorang kapten komplotan rahasia bernama pak Hawang.

Saat itu, ia sedang berlayar dan tersesat di Pulau Pahawang bersama salah satu anak buahnya.

Kemudian,  versi kedua terkait pulau ini ditemukan oleh seorang perempuan berdarah campuran Cina Betawi bernama Mpok Awang.

Versi kedua ini memperkuat cerita misteri didalamnya karena keberadaan makam angker yang terletak di bukit berbatu di pulau Pahawang tersebut. Yuk, mulai bahas satu persatu legenda pulau Pahawang.

BACA JUGA:Barisan Mantan Kapolda Lampung, Ada yang Naik Jenderal Bintang Tiga dan Menjabat Kabaintelkam

1. Versi pertama : Pulau Pahawang ditemukan oleh seorang Kapten Komplotan Rahasia bernama Pak Hawang.

Legenda Pulau Pahawang ini dimulai dari datangnya Nokoda tahun 1.700-an yang diikuti pula oleh datangnya Hawang yang merupakan keturunan Cina.

Hawang menetap di sebuah pulau sampai memiliki  seorang anak perempuan yang kerap kali dipanggil Mpok Hawang. 

Kelaziman memanggil Mpok Hawang akhirnya menjadi nama Pulau dimana Hawang menetap dengan sebutan Pulau Pahawang pada tahun 1850-an. 

BACA JUGA:Pemkab Tanggamus Sosialisasikan UU Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum

Kemudian, Perkembangan desa Pulau Pahawang diawali dengan datang dan berdiamnya H.Muhammad bin H.Ibrahim hulubalang dari Kalianda yang tinggal di Kalangan.

Sedangkan di Pulau Pahawang sejak kedatangan Ki Mandara dari Sulawesi Selatan tahun 1920-an. 

Perkembangan selanjutnya dimulai sejak tahun 1930 dengan datangnya Datuk Jahari yang menetap dan menikah dengan anak Ki Mandara di Penggetahan dan H.Dulmanik dari Putih Doh yang menetapkan di Suak Buah.

Perkembangan selanjutnya (tidak diketahui dengan pasti tahunnya), beberapa orang datang dan tinggal Di Desa Pulau Pahawang. Mereka berasal dari berbagai tempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: