Kasus DBD di Mesuji Masih Landai saat musim Kemarau, Dinkes: Harus tetap Waspada

Kasus DBD di Mesuji Masih Landai saat musim Kemarau, Dinkes: Harus tetap Waspada

Nyamuk merupakan salah satu hama yang harus anda basmi dari rumah. Sebab gigitan dari nyamuk bisa menyebabkan bentol, gatal, sampai mendatangkan penyakit mematikan salah satunya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD). Foto Pixabay--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji memastikan penyebaran kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten berjuluk Bumi Ragab Begawe ini masih landai. Meski demikian, masyarakat tetap diminta mewaspadai penyakit yang disebabkan oleh Nyamuk Aedes aegepty ini.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Mesuji Suyono mengatakan tidak ada lonjakan kasus penyebaran DBD saat musim kemarau saat ini. 

Adapun kasus DBD sejak dimulainya musim kemarau pada bulan Juli ada 1 kasus kemudian pada bulan Agustus ada 3 Kasus dan di bulan September belum ada laporan mengenai DBD jadi total ada 4 kasus. Kata Suyono saat dihubungi radarlampung.co.id Selasa 12 September 2023.

Adapun total sejak awal tahun hingga sekarang tercatat ada warga yang terjangkit DBD sebanyak 14 kasus.

BACA JUGA:Dua Tahun Terbentuk, Holding Ultra Mikro Layani 36 Juta Debitur dan 162 Juta Nasabah Simpanan

Meski relatif terkendali, dia meminta kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi penyebaran penyakit ini.

Cara penanggulangannya, masyarakat tentu sudah mengetahuinya dengan melakukan 3M plus, yakni menguras, menutup tempat-tempat wadah air, serta mengubur barang-barang yang berpotensi timbulnya genangan air.

Selain itu, juga melakukan penaburan bubuk abate hingga penggunaan obat atau anti nyamuk guna mengurangi potensi serangan. 

Untuk lebih maksimal, ia meminta warga terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Dengan kondisi tubuh yang sehat, maka potensi terserang penyakit bisa ditekan,” katanya.

BACA JUGA:Ratu Narkoba Terungkap dari Pendalaman 27 Tersangka

Disinggung mengenai potensi kenaikan kasus DBD di musim kemarau, Yono sapaan akrabnya mengakui hingga sekarang belum terlihat. Hanya saja, ia tidak menampik potensi tersebut tetap ada, tapi untuk jumlahnya tak seperti saat musim hujan.

“Nyamuk berkembangbiak menggunakan media air. Jadi, puncak penularan terjadi saat penghujang. Untuk kemarau memang tetap ada sehingga kami meminta kepada masyarakat mewaspadai dengan langkah-langkah pencegahan yang terus disosialisasikan,” katanya.

Berbeda dengan DBD sebelumnya diberitakan 3.189 warga Kabupaten Mesuji dari berbagai usia mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selama kemarau di mulai dari bulan Juli Agustus hingga awal September 2023. Hal ini imbas dari cuaca panas di Mesuji.

BACA JUGA:Mabes Polri Tangkap Kasus Narkoba Jaringan Internasional Terbesar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: