Kunci Hati Tenang Menurut Syekh Ali Jaber

RADARLAMPUNG.CO.ID – Berikut ini merupakan kajian Islam yang pernah disampaikan almarhum Syekh Ali Jaber tentang kunci hati tenang di dunia dan di akhirat.

Dalam salah satu kajian Syekh Ali Jaber yang diunggah melalui kanal YouTube YSAJ TV, beliau pernah menjelaskan tentang kunci hati tenang sebagai nasihat emas yang baik.

Ketenangan hati dan pikiran tentunya menjadi sesuatu yang sangat penting karena tak semua orang bisa mengendalikan hal tersebut dengan baik.

Bahkan terdapat pribahasa rambut boleh sama hitam tapi hati tidak ada yang tahu, sehingga dalam hal apapun kita harus berhati-hati agar tidak menyakiti orang lain.

BACA JUGA:Nasihat Emas Syekh Ali Jaber Tentang Kunci Hidup Bahagia

Lantas apa yang harus dilakukan apabila mendengar seseorang membawakan berita yang tidak menyenangkan?

Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwasannya apabila terjadi yang demikian itu maka kita tidak perlu mendengarkannya.

Sebaliknya, apabila berita yang dibawa orang tersebut kepada kita adalah sesuatu yang baik maka boleh-boleh saja dilanjutkan untuk mendengarkannya.

“Ada orang yang membawa berita yang membuat kita sakit hati, nggak usah dengar,”kata Syekh Ali Jaber mengingatkan.

BACA JUGA:5 Negara yang Punya Beasiswa Luar Negeri, Cocok Buat Mahasiswa Indonesia yang Ingin Study Abroad

“Kalau berita yang mau didengar itu baik, lanjut. Kalau tidak baik, mohon bilang sama yang membawa berita diam, saya tidak mau dengar,”tuturnya kepada jemaah yang hadir dalam kajiannya.

Kemudian Syekh Ali Jaber kembali menjelaskan bahwasannya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pun melarang para sahabat saling menceritakan keburukan di antara mereka.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah berkata bahwa beliau ingin bertemu dengan para sahabat yang mempunyai hati yang bersih dan tidak menjelekkan satu sama lain.

“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sendiri pernah berkata, melarang sahabatnya jangan ada di antara mereka yang menceritakan keburukan cerita terhadap sahabatnya yang lain,”ucap Syekh Ali Jaber menuturkan.

Sumber: