Siswa SD Fransiskus 1 Tanjungkarang Antusias Berkunjung ke Radar Lampung
Puluhan siswa/i SD Fransiskus 1 Tanjungkarang, Bandarlampung, antusias saat berkunjung ke Graha Pena Lampung, markas Radar Lampung, Rabu 6 Maret 2024.--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Puluhan siswa/i SD Fransiskus 1 Tanjungkarang, Bandarlampung, antusias saat berkunjung ke Graha Pena Lampung, markas Radar Lampung, Rabu 6 Maret 2024.
Siswa/i yang tidak asing dengan Radar Lampung, satu per satu mengajukan pertanyaan.
Di antaranya pertanyaan diajukan Rafael, salah satu siswa SD Fransiskus 1 Tanjungkarang. Rafael bertanya terkait bagaimana wawancara yang baik dan benar.
Pertanyaan ini dijawab oleh Wakil Pemimpin Redaksi Radar Lampung Abdul Karim.
BACA JUGA:Dihadiri Ibu Negara dan Ibu Wury Ma'ruf Amin, TP PKK Pusatkan Gerakan Tanam Cabai di Kabupaten Bogor
Abdul Karim menuturkan bahwa wawancara yang baik dan benar harus mempersiapkan pertanyaannya terlebih dahulu.
"Cari juga referensi apa yang akan dipertanyakan. Ini supaya ketika narasumber menjawab, kita bisa mengajukan pertanyaan lanjutan. Kemudian narasumber yang akan diwawancara harus siap dan tidak sibuk. Pertanyaan yang diajukan juga harus santun," jawabnya.
Kemudian pertanyaan datang dari Dino tentang kapan Radar Lampung berdiri. Abdul Karim menjawab Radar Lampung berdiri tahun 2000 dan kini sudah berusia 24 tahun.
"Radar Lampung Group selain ada koran, online, juga Radar TV. Seiring perkembangan zaman, Radar Lampung kini mempunyai koran hybrid. Satu-satunya di Lampung," ungkapnya.
BACA JUGA:Rekomendasi HP Ram Besar dan Terbaru 2024 Dari Seri Vivo V30 Pro 5G, Cek Fiturnya
Sementara Mrs. Brigita, koordinator Field Trip Grade V SD Fransiskus Tanjungkarang, menyatakan field trip ini Fase C Awal yang merupakan salah satu program pembelajaran di SD Fransiskus 1 Tanjungkarang.
"Field trip di Radar Lampung ini untuk memperkenalkan siswa/i tentang dunia jurnalistik. Bagaimana proses wawancara yang baik. Apalagi ada siwa yang bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Pas banget berkunjung ke sini. Karena di sekolah kan melulu teori. Makanya kita kenalkan di dunia nyata kepada siswa/i," katanya.
Kegiatan ini, kata Mrs. Brigita, merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka. "Siswa/i bebas mengeksplore dan bebas berpendapat dalam menyalurkan minat dan bakatnya masing-masing," ungkapnya.
BACA JUGA:30 Saksi Sudah Diperiksa, Kejati Segera Periksa Tersangka KONI Lampung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: