Terdampak Banjir, Nelayan Kerang Hijau Minta Bantuan Pemerintah
Salah satu nelayan sekaligus pembudidaya Kerang hijau yang berhasil menyelamatkan sisa botol yang tersapu ombak, di TbT, Bandar Lampung, Kamis, 14 Maret 2024.-Foto Melida Rohlita-
RADARLAMPUNG.CO.ID - Sejumlah nelayan kerang hijau di Telukbetung Timur (TbT), Bandar Lampung, terpaksaharus mengalami gagal panen lantaran tambak mereka rusak dihantam banjir, Kamis, 14 Maret 2024.
Ya, peristiwa banjir beberapa waktu lalu ternyata bukan hanya membuat ratusan rumah rusak, melainkan juga merusak tambak budidaya kerang hijau yang sudah berumur satu bulan.
Kamsiah (64), nelayan sekaligus pembudidaya kerang hijau setempat mengatakan, pada peristiwa tersebut dirinya tengah berada di rumah dan tidak sempat menyelamatkan kerang yang sudah siap panen tiga bulan lagi.
"Nggak sempet lagi, karena airnya besar dari gunung itu jam 4 sore langsung kita liat udah kebanjiran pohon-pohon juga pada tumbang kan," katanya.
BACA JUGA:Swasembada, Masyarakat Kampung Gedung Menang Perbaiki Jalan Rusak Parah
Menurutnya, dari kejadian tersebut kerang hijau yang cara pembudidayaanya ditancapkan kayu pada tambak ke dasar laut itu harus putus dan terbawa ombak.
"Separuhnya yang kena jadi semuanya putus ke laut sampai 2 kiloan ada lah dari darat," terangnya.
Akibat dari kejadian tersebut pihaknya terpaksa merugi puluhan juta, karena kerang yang sedang tumbuh terpaksa gagal dijual gegara tersapu ombak.
Guna meminimalisir kerugian, pihaknya bersama nelayan kerang hijau lainnya segera mengambil kerang yang tersisa untuk diselamatkan.
BACA JUGA:Keren! Kemenag Lampung Sukses Gelar Kampanye WHO 2024 di Metro
"Sisanya tinggal 20 persen, dari modal satu longlai (jaring, red) Rp 200 ribu kalikan 60, ada yang 30, macam-macam. Dan ada 26 pembudidaya kita di sini," imbuhnya.
Dirinya berharap pemerintah setempat bisa memperhatikan masyarakat pesisir, utamanya nelayan yang terdampak musibah banjir tersebut.
"Inginnya ada kucuran (dana, red) karena modal kita sudah habis-habisan, kejadian baru tahun ini. Pernah ada, tapi sudah lama banget, 4-5 tahunan," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: