Ini 5 Bahaya Makan Gorengan saat Buka Puasa, Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Ini 5 Bahaya Makan Gorengan saat Buka Puasa, Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Bahaya makan gorengan saat berbuka puasa. FOTO TANGKAPAN LAYAR/INSTAGRAM @verajj--

RADARLAMPUNG.CO.IDRamadhan Mubarak! Berikut ini merupakan 5 bahaya makan gorengan yang kerap dijadikan sebagai menu buka puasa.

Banyak orang yang memang suka makan gorengan bahkan tak jarang ditemukan sebagai menu pelengkap takjil di bulan yang mulia ini.

Padahal makan gorengan menjadi menu buka puasa yang berbahaya karena bisa menimbulkan dampak yang berbahaya sehingga dapat merugikan kesehatan tubuh.

1. Meningkatkan risiko penyakit jantung karena mengandung kadar minyak dan lemak yang tinggi, sehingga berpotensi meningkatkan kolesterol jahat.

BACA JUGA:Penggemar Keju Harus Tahu, Berikut 3 Resep Olahan Keju Jadi Alternatif Kuliner Buka Puasa Anda

Minyak goreng yang mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans bisa memicu peningkatan kolesterol menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular.

2. Meningkatkan risiko diabetes karena berpotensi membuat produksi insulin di pankreas menjadi lebih banyak, sehingga menyebabkan resistensi insulin.

3. Mengonsumsi gorengan berlebihan juga dapat memicu rasa panas di bagian atas perut dan membuat asam lambung naik.

4. Termasuk makanan yang mengandung tinggi kalori (tergantung jenisnya) sehingga memicu bertambahnya berat badan.

BACA JUGA:Simak, Ini Cara Validasi Pemadanan NIK Jadi NPWP, Lakukan Sebelum 1 Juli 2024

Kandungan lemak trans dalam makanan yang digoreng, ini memainkan peran penting dalam penambahan berat badan.

Lemak trans itu sendiri bisa mempengaruhi kerja hormon sehingga meningkatkan nafsu makan berlebih namun menambah penyimpanan lemak.

Penting diketahui bahwa makanan yang digoreng bisa menyerap lemak dari minyak dan membuat kalori lebih tinggi.

Semakin tinggi asupan kalori harian yang masuk ke dalam tubuh, maka semakin tinggi pula risiko mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: