Percepat Swasembada Pangan, Mentan RI Janjikan Gaji Rp10 Juta Per Bulan Bagi Milenial yang Mau Jadi Petani

Percepat Swasembada Pangan, Mentan RI Janjikan Gaji Rp10 Juta Per Bulan Bagi Milenial yang Mau Jadi Petani

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman janjikan gaji Rp10 juta per bulan bagi generasi milenial yang mau menjadi petani. FOTO TANGKAPAN LAYAR/INSTAGRAM @a.amran_sulaiman--

Sehingga Mentan Amran berharap agar momen bonus demografi bisa dioptimalkan sebaik mungkin.

Khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang melimpan dan ada di Indonesia.

BACA JUGA:Modal Kuota Bisa Dapat Bonus Hingga Rp1,1 Juta di Aplikasi ShopeePay, Ini Kode Referalnya

BACA JUGA:Belanja Produk Shopee Mall & Star Bisa Dapat Diskon Rp1 Juta? Begini Cara Klaim Vouchernya

Selain itu, modernisasi teknologi pertanian yang ikut menjadi syarat agar bisa bergabung menjadi petani milenial.

Sehingga para petani milenial diharapkan mampu memanfaatkan alat-alat berteknologi tinggi mulai dari traktor hingga drone.

Alat penunjang pertanian ini harus bisa dioperasikan guna menggenjot produksi pertanian di tanah air.

Mentan Amran juga menjelaskan terkait target mencetak 3 juta hektar sawah dalam kurun waktu 4 tahun.

BACA JUGA:AKBP Deddy Kurniawan Resmi Menjabat Kapolres Lampura

BACA JUGA:Daftar Pamen Masuk Mutasi Polri September 2024 dan Promosi Jabatan Jadi Kapolres, Satu Dapat Job di Lampung

Sekalian dengan optimalisasi lahan (oplah) 1 juta hektar di tahun 2025 mendatang.

Hal ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian program swasembada pangan dan Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia sebagaimana harapan pemerintah.

“Mimpi kami (pemerintah) adalah mencetak sawah di seluruh Indonesia itu 3 hektar. Itu menjadi transformasi pertanian tradisional ke modern, sejajar dengan klister ini Amerika, Jepang dan Korea dengan negara-negara maju di dunia. Sehingga, nanti tidak ada alasan Indonesia tidak menjadi lumbung pangan dunia,”tutur Mentan Amran Sulaiman.

“Kalau kita cetak sawah, bangun sawah kemudian kita tinggalkan. Kalau diolah secara manual pakai tangan tidak mungkin satu keluarga mengelola seribu hektar, lima ribu hektar. Sekarang kita memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, kemudian ada teknologi yang sudah kita kuasai,”imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: