Sejarah dan Makna Hari Ibu pada 22 Desember di Indonesia

Di mana kongres tersebut bertujuan menyatukan perjuangan perempuan di tanah air dalam mendukung kemerdekaan.

Kongres Perempuan Indonesia diikuti oleh 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.

BACA JUGA:Rekomendasi HP Low Budget Dalam Versi Poco C75 5G 2024, Kapan Hadir di Indonesia?

BACA JUGA:Poco Hadirkan HP Entry Level Dalam Seri M7 Pro 5G, Bawa HyperOS Hingga Baterai 5110mAh

Kongres ini juga bertujuan meningkatkan peran perempuan dalam pendidikan dan kesejahteraan anak-anak di tanah air.

Selain itu, momen bersejarah ini turut memiliki tujuan menghapuskan diskriminasi seperti pernikahan dini dan poligami.

Kongres tersebut memiliki salah satu hasil penting yakni pembentukan Prikatan Perhimpunan Perempuan Indonesia alias PPPI.

PPPI menjadi wadah perjuangan kaum hawa dengan isu prioritas pada akses pendidikan, kesejahteraan ibu dan anak serta kontribusi dalam politik dan sosial.

BACA JUGA:Tarik Kejutan Link DANA Kaget Secara Praktis, Klaim Saldo Gratis Mulai Rp 50 Ribu Tanpa Potongan

BACA JUGA:Cara Unik Cairkan Link DANA Kaget Penuh Kejutan, Raih Keberuntungan Saldo Gratis Rp 127 Ribu Hari Ini

Kemudian pada bulan Juli 1935 dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia II, memutuskan bahwa urusan wanita dalam hukum perkawinan Islam akan ditangani oleh Biro Konsultasi.

Di mana segala permasalahan yang menimpa kaum wanita akan dibantu oleh badan tersebut.

Biro Konsultasi ini diurus sepenuhnya oleh seorang Perempuan mudayang menjadi sarjana hukum wanita pertama Indonesia bernama Maria Ulfah Santoso.

Perempuan hebat ini mengusulkan kepada Pengadilan Agama agar dapat mencantumkan hal-hal terkait alasan-alasan yang dapat dipakai istri yang hendak mengakhiri pernikahan.

BACA JUGA:Makan Hemat di Akhir Pekan Dengan Diskon Rp19 Ribu di ShopeeFood, Buruan Ambil Vouchernya!

Sumber: