Sudah Sepekan, Harga Ayam Potong di Pasar Gintung Melonjak
Ayam potong di Pasar Gintung Bandarlampung mengalami kenaikan sejak sepekan terakhir.-Foto Melida Rohlita-
RADARLAMPUNG.CO.ID - Harga ayam potong di Pasar Gintung, Bandarlampung, terus merangkak naik dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan pantauan pada Kamis, 11 September 2025, harga ayam potong kini berada di kisaran Rp30.000 hingga Rp33.000 per kilogram, naik sekitar 10–15 persen dibanding harga awal bulan yang masih berada di Rp27.000–Rp29.000 per kilogram.
Pedagang menyebutkan bahwa ayam dengan berat sekitar 2 kilogram kini dijual seharga Rp65.000 per ekor, dan kenaikan harga ini membuat sebagian pembeli mengurangi jumlah belanja mereka.
“Biasanya saya beli dua kilo, sekarang cukup satu kilo saja; kalau harga terus naik begini, pengeluaran bulanan bisa membengkak,” ujar Rina, salah satu pembeli.
BACA JUGA:Wanita Pengendali Peredaran 11 Kg Sabu Sering Kunjungi Suami di Lapas Narkotika Bandar Lampung
Menurut Yanto (42), pedagang ayam potong di Pasar Gintung, kenaikan harga disebabkan meningkatnya biaya pakan ternak dan berkurangnya pasokan dari peternak.
“Pasokan agak seret dari kandang; harga pakan naik terus, jadi kita terpaksa ikut naikkan harga supaya tidak rugi,” jelasnya.
Akibat hal ini, pedagang mengaku jumlah dagangannya tidak seramai biasanya.
"Jadinya sisa banyak terus sekarang, susah sampai habis benar walaupun sudah sampai sore kita buka," ungkapnya.
BACA JUGA:KKI Kecam Keras Dugaan Pemukulan Dokter Anestesi di RSI Semarang
Tidak hanya konsumen rumah tangga, pengusaha kuliner yang bergantung pada bahan baku ayam juga ikut terdampak.
Dedi, pemilik usaha ayam geprek di kawasan Tanjung Karang, mengaku harus memutar otak agar tetap bisa menjual dengan harga terjangkau tanpa merugi.
“Kalau saya belum berani menaikkan harga jual karena takut pelanggan lari; untuk sementara, porsi ayam sedikit kami kecilkan—kalau harga tetap tinggi sampai akhir bulan, kemungkinan harga jual akan naik,” kata Dedi.
Pengusaha kuliner berharap ada intervensi dari pemerintah agar harga bisa kembali stabil, karena jika harga terus meroket, mereka khawatir akan kehilangan pelanggan dan pendapatan menurun.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
