disway awards

Catat Tanggalnya! Pemkot Bandar Lampung Bakal Gelar Operasi Pasar Guna Tekan Lonjakan Harga

Catat Tanggalnya! Pemkot Bandar Lampung Bakal Gelar Operasi Pasar Guna Tekan Lonjakan Harga

Ilustrasi operasi pasar.-Foto Dok. Radarlampung.co.id-

RADARLAMPUNG.CO.ID – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung melalui Dinas Perdagangan akan menggelar operasi pasar guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.

Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung mulai Selasa, 7 Oktober 2025, dengan menyasar seluruh kecamatan di kota setempat.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung, Erwin, pada Selasa, 30 September 2025 mengatakan bahwa operasi pasar tersebut akan dilaksanakan secara bertahap.

“InsyaAllah minggu kedua bulan Oktober, tepatnya mulai tanggal 7. Mekanismenya satu kecamatan satu hari, dan akan ditempatkan di masing-masing kelurahan,” ujarnya.

BACA JUGA:Gubernur Mirza Lantik Direksi Baru Dua BUMD, Tegaskan Tak Ada Suntikan Dana APBD Lima Tahun ke Depan

Menurut Erwin, pola pelaksanaan ini dipilih agar kegiatan operasi pasar lebih merata dan masyarakat dapat dengan mudah mengakses kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

Ia menambahkan bahwa operasi pasar ini juga merupakan langkah antisipasi menjelang akhir tahun, di mana biasanya permintaan meningkat dan harga berpotensi naik.

“Harapannya operasi pasar ini bisa membantu masyarakat, khususnya di tengah gejolak harga bahan pokok,” kata Erwin.

Rencana operasi pasar kini tengah dimatangkan oleh Dinas Perdagangan bersama pihak terkait, termasuk koordinasi dengan kecamatan dan kelurahan.

BACA JUGA:Gemini AI Bikin Nostalgia, Cara Ikut Tren Foto Ala Film Hongkong 90-an

“Pemerintah berharap partisipasi warga dapat maksimal agar tujuan stabilisasi harga dan distribusi kebutuhan pokok bisa tercapai, seperti telur, minyak, gula, dan beras. Kami juga mengundang retail untuk menyediakan berbagai kebutuhan,” imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Disdag Bandar Lampung menyebut kenaikan harga ayam ras di sejumlah pasar tradisional sejak beberapa hari terakhir disebabkan beberapa faktor.

Kala itu Erwin menjelaskan bahwa kenaikan harga dipicu oleh penurunan stok ayam ras akibat tingginya curah hujan di daerah produsen.

“Curah hujan yang tinggi di wilayah sentra produksi ayam ras di Provinsi Lampung menghambat pertumbuhan dan produksi ayam. Akibatnya, pasokan yang masuk ke kota sedikit berkurang,” ujar Erwin saat ditemui di kantor Disdag, Jumat, 12 September 2025.

BACA JUGA:Exotic Sprinter Prime, Motor Listrik Cantik Bergaya Vespa Klasik Cocok untuk Wilayah Perkotaan

Meski demikian, Erwin memastikan bahwa stok ayam ras yang ada di Bandar Lampung masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Penurunan stok ini masih bisa mengover konsumsi warga, sehingga kami berharap kenaikan harga ayam ras tidak akan berlangsung lama,” tambahnya.

Untuk menekan lonjakan harga, Disdag menyiapkan sejumlah langkah strategis.

Salah satunya dengan menggelar operasi pasar di 126 kelurahan dalam waktu dekat.

BACA JUGA:Orang Tua Cemas, Program Makan Bergizi Gratis di Way Kanan Dikepung Bayang-Bayang Keracunan

“Operasi pasar ini diharapkan bisa membantu masyarakat memperoleh ayam ras dengan harga lebih terjangkau,” jelas Erwin.

Selain itu, Disdag juga memperkuat koordinasi dengan distributor guna memastikan distribusi berjalan lancar sehingga tidak terjadi kelangkaan.

Pemantauan harga secara harian juga terus dilakukan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar agar pemerintah bisa merespons cepat jika terjadi lonjakan harga signifikan.

“Kami terus berkoordinasi dengan kabupaten penghasil ayam terdekat untuk memastikan pasokan tetap stabil. Semua upaya ini dilakukan agar harga ayam ras segera kembali normal,” pungkas Erwin.

BACA JUGA:Kalah Praperadilan, PN Metro Perintahkan Kejari Bebaskan Mantan Kadis PUTR

Sebelumnya, harga ayam potong di Pasar Gintung Bandar Lampung terpantau terus merangkak naik dalam sepekan terakhir.

Berdasarkan pantauan pada Kamis, 11 September 2025, harga ayam potong berada di kisaran Rp30.000 hingga Rp33.000 per kilogram, naik sekitar 10–15 persen dibandingkan harga awal bulan yang masih Rp27.000–Rp29.000 per kilogram.

Pedagang menyebutkan, ayam dengan berat sekitar 2 kilogram kini dijual seharga Rp65.000 per ekor.

Kenaikan harga ini membuat sebagian pembeli mengurangi jumlah belanja mereka.

BACA JUGA:Dua Peserta 'Siluman' Lolos Seleksi PPPK Paruh Waktu Ditempatkan di Badan Kesbangpol Lampung Utara, Tenyata...

“Biasanya saya beli dua kilo, sekarang cukup satu kilo saja. Kalau harga terus naik begini, pengeluaran bulanan bisa membengkak,” ujar Rina, salah satu pembeli.

Menurut Yanto (42), pedagang ayam potong di Pasar Gintung, kenaikan harga disebabkan meningkatnya biaya pakan ternak dan berkurangnya pasokan dari peternak.

“Pasokan agak seret dari kandang. Harga pakan naik terus, jadi kita terpaksa ikut naikkan harga supaya tidak rugi,” jelasnya.

Akibatnya, pedagang mengaku dagangan tidak seramai biasanya.

BACA JUGA:Polres Way Kanan Ringkus Warga Madiun Selatan Usai Gelapkan Motor Yamaha R15 Senilai Rp15 Juta

“Jadinya sisa banyak terus sekarang. Susah sampai habis walaupun sudah buka sampai sore,” ungkapnya.

Tidak hanya konsumen rumah tangga, pengusaha kuliner yang bergantung pada bahan baku ayam juga ikut terdampak.

Dedi, pemilik usaha ayam geprek di kawasan Tanjung Karang, mengaku harus memutar otak agar tetap bisa menjual dengan harga terjangkau tanpa merugi.

“Kalau saya belum berani menaikkan harga jual karena takut pelanggan lari. Untuk sementara, porsi ayam sedikit kami kecilkan. Kalau harga tetap tinggi sampai akhir bulan, kemungkinan harga jual akan naik,” kata Dedi.

BACA JUGA:Pemprov Lampung Evaluasi MBG, Mirza: Bukan Sistem yang Salah, tapi Turunnya Disiplin Jalankan SOP

Pengusaha kuliner berharap ada intervensi dari pemerintah agar harga kembali stabil.

Jika harga terus meroket, mereka khawatir akan kehilangan pelanggan dan pendapatan menurun.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait