Disdik Lampung Bantu Pengayuh Becak yang Ketiga Anaknya Putus Sekolah

Jumat 20-08-2021,17:10 WIB
Editor : Widisandika

RADARLAMPUNG.CO.ID-Pandemi covid-19 yang tengah terjadi berimbas besar bagi kehidupan Dwi Supriyadi. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pengayuh becak ini harus menelan pil pahit lantaran ketiga putrinya terpaksa putus sekolah. Yakni Dea Ayu Lestari (17) bersekolah di SMK  Bina Mulya, Devi Wulansari (14) bersekolah di SMP Bina Mulya, dan Desti Anindia Kinanti (8), harusnya naik kelas III di SDN 5 Penengahan, Bandarlampung. Mereka terpaksa putus sekolah karena keterbatasan fasilitas untuk pembelajaran dalam jaringan, petugas juga meminta sejumlah berkas seperti kartu keluarga dan lainnya guna pendataan. Terkait hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung memastikan akan membantu memfasilitasi untuk menempatkan Dea Ayu Lestari di salah satu SMK Negeri di Bandarlampung. Hal ini diketahui usai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung mengundang langsung Dea bersama sang ibu, Sri Sugeng ke Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung pada Jumat (20/8). Dalam kesempatan itu juga, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Sulpakar memberikan bantuan guna melunasi sisa biaya pendidikan Dea selama SMP yang membuat masih tertahannya ijazah SMP Dea di SMP Bina Mulya. Hal ini sontak membuat Dea dan sang Ibunda mengucap kan terimakasih nya. \"Alhamdulillah, terimakasih banyak atas bantuannya. Saya sangat bersyukur,\" ungkap Dea dengan mata yang berbinar. Demikian pula yang diungkapkan Sri Sugeng, dirinya menyebut berterimakasih atas bantuan yang akan diterima putri pertamanya tersebut. \"Anak saya ingin sekali sekolah, tapi selama ini terhalang biaya,\" ungkapnya. Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Sulpakar diwakili Kepala Bidang Pembinaan SMA, Disdikbud Provinsi Lampung, Diona Katharina berharap persoalan serupa tidak akan terulang kembali. \"Ya kami berharap hal serupa tidak terulang lagi. Karena masalah seperti ini harus dibahas dengan sekolah, pasti masalah akan selesai,\" ungkap Diona. Dia menambahkan, jika memang di sekolah tidak ada akses atau persoalan dengan sekolah swasta. Bisa segera ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung. \"Ya kalau tidak punya akses disekolah atau di sekolah swasta kan ada Dinas Pendidikan. Ini kan kita rumah para pelajar, pendidik. Saya juga heran kenapa anak ini tidak masuk KIP (kartu Indonesia pintar), kan itu artinya dia tidak mengajukan atau sekolah yang mengajukan agar bisa dapat bantuan itu,\" lanjutnya. (rma/wdi)

Tags :
Kategori :

Terkait