Hari Kartini, PT East West Seed Indonesia Gelar Talk Show Perempuan Hebat

Kamis 21-04-2022,18:00 WIB
Editor : Alam Islam

RADARLAMPUNG.CO.ID - PT East West Seed Indonesia (EWINDO) menggelar talkshow dengan narasumber tiga wanita yang menggeluti bidang pertanian di Lampung, Kamis (21/4).

Ketiga wanita itu adalah Desmalia, petani asal Waykandis, Tanjungsenang, Bandarlampung;  pedagang hasil pertanian Lampung Warsini, dan diler Agro Kemiling Misbahul Umam serta dipandu Fasilitator General Manager Corporate Affairs PT East West Seed Indonesi Fransiska Fortuna.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian Hari Kartini 2022 mengambil tema Peran Perempuan Hebat Dalam Mewujudkan Pertanian Indonesia.

Commercial Direktur Ganesh P. Satyagraha mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengapresiasi khusus petani perempuan Indonesia.

\"Kita sadar sekali, banyak peran serta pengaruh dari seorang perempuan. Mulai dari petani dan semua lini, termasuk pedagangnya yang peranannya krusial. Kami dari perusahaan melihat ini bagaimana terus memberi support ke semua sektor. Salah satunya ibu Lia (Desmalia, Red) yang memanfaatkan lahan tidur agar bisa selalu produktif,\" kata Ganesh P. Satyagraha dalam acara di Waykandis.

Ganesh P. Satyagraha menuturkan, upaya mereka dalam membatu keluarga adalah satu poin yang bisa menjadi motivasi bagi wanita-wanita lainya.

\"Bisa menginspirasi perempuan lainnya. Jadi masih bisa berkarya, meski di rumah atau di pekarangan untuk kebutuhan sendiri atau sesuatu yang menghasilkan seperti bu Desmalia,\" ujarnya.

Sementara narasumber sekaligus petani sayuran Desmalia mengatakan, tidak perlu malu menjadi seorang petani. Dirinya memulai dari usia belasan tahun dan kini bisa menginspirasi wanita lain.

\"Saya sendiri mulai bertani meneruskan apa yang dilakukan orang tua sejak umur 17 tahun. Semua saya lakukan dengan senang hati. Kehidupan saya dari bertani. Hasilnya menyekolahkan anak-anak hingga membantu adik saya untuk kuliah,\" ucapnya.

Sementara Warsini, pedagang jagung ketan, dulunya adalah seorang pekerja migran. Setelah pulang, pada 2010 ia memutuskan untuk menjadi petani.

\"Jujur, saya menjadi pahlawan devisa uangnya hanya bisa bertahan beberapa tahun. Saya sudah merasakannya. Tidak seenak yang dipikirkan. Pulang dari Taiwan, saya memutuskan untuk menjadi petani jagung ketan. Tiga tahun belakangan menjadi pengepul, sekaligus pedagang jagung dengan omzet puluhan juta setiap bulannya. Membantu keluarga dan maju bersama suami,\" tandasnya.

Pada kegiatan itu juga dilakukan panen bersama berbagai macam sayuran seperti pakcoy, sawi, selada dan lainnya. (mel/ais)

Tags :
Kategori :

Terkait