RADARLAMPUNG.CO.ID - Tradisi upacara adat ruwat bumi di Lampung Selatan masih terjaga dengan baik.
Khususnya Desa Sumur Kembang, Kecamatan Kalianda yang memiliki sebuah kepercayaan yang masih melegenda hingga saat ini.
Cerita turun temurun dari nenek moyang, tradisi Upacara Adat Ruwat Bumi Desa Sumur Kumbang, menjadi sangat menarik untuk dibahas kebenarannya.
Tak sedikit pula yang menganggap cerita ini hanya sekedar mitos, karena konon dikaitkan dengan hal ghaib dan diluar nalar.
BACA JUGA:Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi Dukung Peningkatan Perekonomian
Kali ini, radarlampung.co.id mengutip dari situs resmi lampungselatankab.go.id akan membahas mengenai apa itu Upacara Adat Ruwat Bumi Desa Sumur Kumbang dan sejarah dibalik pelaksanaannya.
Sekedar informasi, upacara adat Ruwat Bumi atau Sedekah Bumi adalah tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat desa Sumur Kumbang, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan di setiap tahunnya.
Sesepuh Desa Sumur Kumbang Santika atau yang akrab disapa Abah ini menjelaskan, tradisi sedekah bumi atau dikenal juga dengan ruwat bumi merupakan bentuk rasa syukur masyarakat desa atas hasil bumi yang telah diperoleh.
Namun sebelum itu, konon katanya terdapat cerita yang cukup melegenda dibalik dilaksanakannya Upacara Adat Ruwat Bumi.
BACA JUGA:Semakin Kuat Terapkan ESG, Kredit Berkelanjutan BRI Tembus Rp657,1 Triliun
Tradisi ini bermula dari tahun 1837, dimana saat itu seperti yang dikatakan oleh orang terdahulu, Desa Sumur Kumbang masih sangat rawan akan penyakit yang tiba-tiba menyerang orang yang menanam segala jenis tanaman tanpa permisi di desa tersebut.
"Tahun 1837 mulai pertama diadakan oleh orang tua kita dulu, terus berenti terus berhenti di tahun 1840 mulai lagi tahun 1848. Karena berhenti itu timbulnya penyakit, kata orang dulu tradisi harus dimulai lagi sedekah bumi,"jelasnya.
Oleh karenanya, untuk menghalau terjadinya hal-hal sial dan kemalangan lainnya, lanjut Abah Santika, para orang zaman dahulu melakukan ritual Upacara Adat Ruwat Bumi.
Pada ritual tersebut disiapkan juga sesajen untuk diberikan kepada roh-roh terdahulu.
BACA JUGA:Truk Pengangkut Sapi Alami Kecelakaan, 6 Ekor Mati