RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Lampung Utara (Lampura), menghimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi bencana.
Identitas curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini melanda Kabupaten Lampura. Sehingga berpotensi terjadinya tanah longsor dan banjir bandang. Sehingga diharapkan dapat meminilisir kejadian tak di inginkan tersebut.
Sekdakab Lampura, Lekok, sekaligus Ketua Bencana Daerah mengatakan, pemerintah daerah telah melaksanakan langkah - langkah antisipasi terhadap perubahan cuaca ektrim terjadi belakangan ini.
Seperti hujan misalnya, yang berpotensi menyebabkan kejadian bencana seperti banjir bandang. Mengingat Kabupaten Lampura di kelilingi tiga aliran besar Batanghari.
BACA JUGA:Setelah Rektorat Unila, Giliran Kediaman Karomani Digeledah KPK
Selanjutnya bencana tanah longsor dan lainnya. Hingga membutuhkan perhatian serius, tak hanya oleh stake holder berkepentingan juga dukungan luas dari masyarakat.
"Secara umum, langkah pemerintah daerah dalam mengantisipasi setiap kejadi telah dilaksanakan. Khususnya saat musim penghujan seperti terjadi belakangan di tempat kita," ujar Lekok.
Terpisah, Kepala BPBD Lampura, Nozi Efialis sekaligus pelaksana bencana daerah menambahkan pihaknya telah melakukan langkah - langkah strategis dalam mitigasi bencana di Kabupaten Lampura.
Mulai dari penyiagaan personil tanggap siaga, hingga alat pendukung sampai kepada pelatihan dan apel siaga bencana.
BACA JUGA:Dirkrimum Polda Metro Jaya Turut Terseret Kasus Brigadir Yosua Hutabarat
"Untuk apel, itu telah kita laksanakan kemarin, Senin, 22 Agustus 2022. Termasuk pelatihan petugas siaga dilapangan, belum lama ini di Desa Wonomerto yang melibatkan unsur gabungan," tambahnya.
Untuk potensi bencana yang telah menjadi siklus tahunan, menurutnya ialah banjir. Dan saat ini pihaknya telah menyiagakan petugas dilapangan, khususnya mereka tergabung dalam Team Reaksi Cepat (TRC) BPBD setempat.
Selain piket, tim tersebut juga melaksanakan patroli rutin ke daerah - daerah yang berpotensi terjadi bencana. Seperti saat hujan turun dari petang hingga pagi beberapa hari lalu.
"Mereka (TRC, red) turun langsung memantau keadaan, khususnya di wilayah - wilayah yang sering terjadi bencana banjir. Selain, jaga selama 25 jam dengan pergantian dua shift," terangnya.