RADARLAMPUNG.CO.ID - Setelah diberitakan oleh Radar Lampung, Tim Kecamatan Baradatu meninjau langsung kandang babi milik Roy Simamora dan ternak ayam milik Totok di Kampung Bhakti Negara hari ini, Rabu, 21 September 2022.
Dalam peninjauan tersebut, benar adanya seperti yang diberitakan Radar Lampung serta ditemukan aktivitas peternakan yang dinilai mencemari lingkungan.
Terlihat pula peternak tengah melakukan upaya pembersihan kandang dan bersiap menerima pembinaan dari dinas terkait.
“Ketika kami tiba, mereka terlihat sedang melakukan pembersihan kandang. Seperti sudah bersiap-siap, atau sudah tahu kalau tim Kecamatan Baradatu akan turun langsung meninjau lokasi kandang babi dan ayam petelur milik Pak Totok," jelas Sekcam Baradatu, Pawit Abimaba mewakili Camat Baradatu, yang didampingi aparatur kampung dan kepala kampung serta BPK Kampung Bhakti Negara.
BACA JUGA:Bertahun-tahun Saldo Bantuan PKH Kosong, Warga Way Kanan Ini Berharap Dinas Terkait Berikan Solusi
"Pemilik kandang Toto menyatakan siap melakukan upaya yang dirasa perlu untuk mengantisipasi bau yang disebabkan oleh kandangnya. Dan siap untuk menerima pembinaan dari dinas terkait jika dipandang perlu," sambungnya.
Sementara, Abadi Ginting selaku Kepala Kampung setempat mengatakan, peternakan babi tersebut memang selama ini diresahkan masyarakat akibat baunya. Dan ia mengaku telah beberapa kali mengingatkan prihal tersebut.
"Ketika tim kecamatan turun tadi, kami melakukan koordinasi sekaligus menekankan kepada peternak agar diperbaiki. Tetapi bahasa mereka (peternak babi) ternak itu sudah menjadi mata pencaharian utama, dari ternak itulah mereka makan," kata Ginting.
"Dulu juga pernah diingatkan oleh dinas terkait. Kalau prihal izin mereka sudah izin, pantauan kami sudah dibuat septiteng agar tidak luber ke sungai. Tetapi sekarang kami tidak tahu lagi kenapa kembali mencemari sungai, mungkin ceroboh. Kita lihat saja perkembangannya," lanjut Ginting.
BACA JUGA:KPU Way Kanan Gelar Rapat Penetapan PDPB, Ini Hasilnya
Diterangkan masyarakat, Kampung Bhakti Negara resah oleh aktivitas peteranakan babi dan ayam di Kediri 3. Karena selain meninbulkan bau yang tidak sedap juga air limbah dari peternakan tersebut mengalir ke sungai kecil yang ada di bawah lokasi peternakan.
Di mana diduga hal itu sengaja dibiarkan, padahal peternakan tersebut masih berada di lingkungan penduduk yang tidak semuanya mengkonsumsi daging babi.
“Mungkin bagi warga yang memang makan daging babi tidak bermasalah, akan tetapi bagi kami yang muslim, tentu sangat tabu," ujar warga setempat yang meminta namanya tidak ditulis, karena takut dikatakan menghalangi hak hidup orang lain.
Mestinya, kata dia, beternak harus jauh dari pemukiman penduduk. Dan pihaknya berharap dinas terkait menarik izin peternakan babi dan ayam tersebut.
BACA JUGA:Masyarakat Blambangan Umpu Pertanyakan Kasus Dugaan Pengrusakan Lahan Konservasi Register 42