Dilanjutkan, untuk yang masih 0 kasus DBD berada di wilayah Puskesmas Sumanda, Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Sukaraja dan Ngarip.
Marhaen menuturkan, tingginya kasus DBD dipengaruhi oleh cuaca. Salah satunya intensitas hujan dan panas yang berubah-ubah.
"Justru kalau hujan tinggi kemudian panas, itu perkembangan nyamuk Aedes aegypti sangat cepat," papar Marhaen.
Untuk itu, Diskes Tanggamus melalui UPT puskesmas, gencar memberikan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M plus (menutup, menguras, memanfaatkan kembali barang bekas atau daur ulang).
BACA JUGA: Bikin Konten KDRT hingga Prank Polisi, Baim Wong Kena Semprot Warganet, Ujung-Ujungnya Minta Maaf
Kemudian memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).
Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
"Sedangkan yang dimaksudkan dengan plus-nya adalah upaya pencegahan tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi dan melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan," tegas Marhaen. (*)